Pantura24.com, Tegal – Mantan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Sulawesi Utara, Mawardi menggantikan M Taufik Amrozy sebagai Kepala Perwakilan BI Tegal yang baru. Pergantian pimpinan tersebut lantaran pejabat lama memasuki pensiun.
Pengukuhan jabatan Kepala Perwakilan BI Tegal yang baru berlangsung di Sebayu Convention Hall Hotel Bahari Inn. Dalam kesempatan tersebut diserahkan petikan surat dari Gubernur BI dan penghargaan dari Dewan Gubernur BI.
“Pergantian jabatan merupakan langkah strategi yang ditempuh BI dalam melakukan transformasi organisasi agar BI bisa bermakna dan memberikan yang terbaik disetiap daerah,” kata Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, Rabu (30/8/2028).
Transformasi organisasi itu sejalan dengan dengan visi BI yakni menjadi bank sentral yang memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dalam mewujudkan Indonesia Maju. Salah satunya membantu dan menjadi mitra pemerintah daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta mengatasi inflasi.
Untuk itu pula sinergi dan harmonisasi langkah serta upaya yang dilaksanakan telah menjadi penopang perekonomian daerah.Termasuk melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Infkasi Pangan (GNPIP).
“Kami mengapresiasi dan terimakasih atas dukungan walikota dan bupati yang telah bersinergi dengan BI dan atas nama Dewan Gubernur BI disampaikan pula kepada M Taufik Amrozy atas dedikasinya melaksanakan tugas selama 29 tahun bersama BI,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono menyebut sektor perdagangan menyumbang 25,8 persen Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) Kota Tegal pada 2022.
“Kerjasama BI dan Pemda melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mampu mewujudkan pertumbuhan ekonomi Kota Tegal sebesar 5,16 persen,”
Sebagai informasi hingga semester kedua 2023 aplikasi pembayaran non tunai populer QRIS yang diperkenalkan BI ke publik sudah meluas penggunaanya hingga ke mancanegara seperti Singapura, Jepang, Tiongkok maupun Arab Saudi.
Adapun pengguna QRIS di wilayah kerja BI Tegal yang meliputi kabupaten dan kota di eks Karesidenan Pekalongan bertumbuh sebanyak 371 ribu merchant atau pedagang dengan total transaksi sebesar Rp 4,8 triliun.
