Pantura24.com, Pekalongan – Pengungkapan identitas mayat wanita berseragam pramuka yang ditemukan di parit areal tambak Desa Blendung, Kecamatan Ulujami, Pemalang mengalami kejelasan setelah pihak keluarga mengecek langsung ke RSUD M Azhari Pemalang.
“Melihat ciri fisik dan kaus yang ditemukan itu adik saya,” ungkap Kusmiyati, kakak perempuan korban usai pemakaman, Rabu (23/8/2023).
Warga Desa Gombong, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan itu mengenali jasad yang ditemukan itu adalah adiknya Rika Indiriyani (20) dari wajah, tangan ciri-ciri tubuh lainnya.
Namun yang membuat heran keluarga adalah seragam pramuka yang dikenakan adiknya saat ditemukan. Padahal yang bersangukan sudah tidak sekolah karena sudah bekerja di rumah makan Padang.
“Saat jenazah adik saya ditemukan, barang berharga seperti motor Honda Beat, uang, ponsel dan kartu identitas raib,” ujarnya.
Adapun kronologi kejadian sebelum hilang kontak bermula saat yang bersangkutan selesai bekerja dan pamit mau jalan-jalan. Namun setelah ditunggu tidak pulang-pulang dan dihubungi ponselnya tersambung tapi tidak diangkat.
“Kemudian ponsel mati tidak ada nada sambung. Setelah dicari dan ditunggu sehari semalam tetap tidak pulang akhirnya melapor ke Polsek Sragi,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya seorang wanita berseragam pramuka ditemukan telah menjadi mayat di sebuah parit dekat areal tambak Desa Blendung, Kecamatan Ulujami.
Hingga autopsi yang dilakukan tim dokter RSUD M Azhari rampung pihak kepolisian setempat tidak juga mengungkap penyebab kematian korban. Diduga mayat wanita berseragam pramuka tersebut telah menjadi korban pembunuhan lantaran terdapat beberapa keganjilan seperti luka tubuh dan temuan batu pemberat melilit jenazah.
Di lokasi yang sama, kepala desa setempat mengatakan mayat wanita berseragam Pramuka itu memang warganya yang hilang sejak Minggu malam.
“Pihak Polsek Sragi mengabari ada temuan mayat, kita malam itu langsung ke Pemalang. Setelah dilakukan autopsi dari jam 10.00 WIB sampai jam 12.00 WIB itu mengarah ke warga saya. Berdasarkan autopsi itu yang bisa diketahui dari kukunya, struktur giginya, sama tanda lahir dan tahi lalat,” ujar Kristiawan.
“Baru di situ kita percaya kalau yang bersangkutan itu warga saya. Jadi dari situ kita diambil tes DNA, keluarga nunggu sampai jam 02.00 WIB, terus kita bawa pulang ke rumah duka,” sambungnya.