PANTURA24.COM, KOTA PEKALONGAN – Perseteruan antara orang tua atlet bulu tangkis yang gagal berangkat ke Pekan Olahraga Daerah (Popda) Provinsi Jawa Tengah menemui titik temu. Kedua belah pihak memilih bersepakat bertemu dan tidak lagi memperpanjang peristiwa tersebut.
“Kejadian ini menjadi pembelajaran kita bersama dan seperti disampaikan beliau Pak Yudhi yang mewakili orang tua atlet lainnya bahwa ini merupakan masukkan serta kritik dari warga Kota Pekalongan yang pastinya akan dievaluasi sebagai perbaikan ke depannya agar sistem keolahragaan termasuk juga seleksi atlet makin baik,” terang Kepala Bidang Kepemudaan dan Olahraga Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda Olahraga (Dispabudpora) Kota Pekalongan Endro Triatmo, Jum’at 20 Desember 2024.
Ia menekankan bahwa periatiwa tersebut benar-benar dianggap menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak khususnya dalam mempersiapkan atlet usia dini. Selanjutnya kritik juga diterima dengan tangan terbuka sejak proses dimulai dari atlet usia dini hingga senior.
Adapun keterkaitan informasi program pembinaan pihaknya menduga masyarakat umum maupun para atlet belum tentu semuanya mengetahui adanya hal ini termasuk program berjenjang bagi para atlet yang berlaga meawakili Kota Pekalongan di berbgaia kejuaraan.
“Sekali lagi terima kasih kepada orang tua atlet yang mewakili masyarakat yang semangatnya adalah untuk kemajuan olahraga Kota Pekalongan,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama orang tua atlet bulu tangkis juara 1 Popda Kota Pekalongan Yudhi menyatakan hal serupa bahwa ada pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian yang mengarah pada kesalahpahaman seperti kurangnya koordinasi dan komunikasi.
“Hari ini kita sudah mediasi bareng dan rembukan bareng yang pada intinya sudah ada kesepakatan bahwa pengelolaan olahraga harus lebih baik. Kita sudah sepakati tidak ada masalah lagi,” katanya.
Selaku orang tua atlet dirinya mengucapkan terima kasih adanya komitmen dan kesepakatan untuk mengevaluasi pelaksanaan adanya jenjang atlet yang jelas serta bagi masyarakat untuk tidak ragu memyampaikan kritik lagi bila muncul peristiwa serupa di kemudian hari.
Menurutnya sebaiknya dinas dan tim panitia pelaksana maupun official cabang olahraga apapun untuk tidak anti kritik karena tujuan utamanya adalah kemajuan olahraga di Kota Pekalongan, jadi semua harus siap dikritik.
“Kami tidak mempermasalahkan maju dan tidaknya karena bukan kami yang menentukan, namun demikian meski tidak jadi maju dan penyelenggaraannnya nanti pada Mei atau Juni kita tidak masalah. Masih banyak peluang buat anak-anak selain dari pemda dan provinsi,” tutupnya.