PANTURA24.COM, KOTA PEKALONGAN – Pemerintah menargetkan swasembada gula konsumsi pada 2028. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya melalui program Inkubator Agriprenuer Tebu. Program tersebut menjadi salah satu solusi dengan melibatkan ratusan Generasi Z (Gen Z) dan kelompok milenial.
Direktur PT Sinergi Gula Nusantara, Mahmudi, menyebut keterlibatan Gen Z dan milenial adalah sebagai mitra di sektor pertanian maupun perkebunan. Kedua generasi itu bakal diberikan berbagai pelatihan dengan pendampingan para ahli.
“Mereka yang lolos seleksi akan menjalani bootcamp selama tiga bulan di pabrik gula kami yang ada di sini, PG Sragi. Progran Inkubator Agriprenuer Tebu ini merupakan yang pertama dan Kota Pekalongan sebagai pilot project,” ungkapnya usai membuka acara di Hotel Aston, Kamis 14 November 2024.
Ia menjelaskan peran dari Gen Z dan milenial adalah sebagai mitra tanpa mengeluarkan modal, hanya semangat, lalu mereka akan diberikan berbagai pelatihan teknis hingga dukungan bisnis dan didampingi para ahli.
Gen Z dan milenial secara bersama akan menerapkan teknologi dan digitalisasi dalam bentuk mini estate di mana keduanya akan melakukan manajerial yang dimulai dari pemeliharaan hingga proses panen termasuk manajemen keuangannya.
“Jadi ini sesuai tugas dari pemerintah di Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2023 menuju swasemada gula konsumsi pada 2028 dan gula nasional pada 2030 serta menyediakan bio etanol,” ujarnya.
Adapun bootcamp bagi Gen Z dan milenial bekerja sama dengan petro kimia dalam penyediaan saprodinya serta perbankan yang memfasilitasi dari sisi pendanaannya, lalu pihaknya juga menyedliakan biaya hidup sesuai UMR selama masa panen termasuk penyediaan tempat bagi peserta.
Kemudian untuk target dari hasil output program Inkubator Agripreuer Tebu saat panen nanti bisa memghasilkan produksi 10 ton perhektar atau di atas rata-rata produksi tebunasional di kisaran 5 ton perhektar.
“Saat ini produksi gula nasional di transaksi terakhir itu sebanyak 2,4 juta ton dan nantinya di 2028 kebutuhan gula nasional bisa tembus 3,3 juta ton sehingga perlu digenjot hasil produksinya karena produksi gula delapan tahun ke depan mencapai 2,1 juta ton. Kekurangan kita sekitar 1 jutaan ton,” beber Mahmudi.