PANTURA24.COM, BATANG – Sebanyak 500 Petani perempuan dan Perempuan Nahdliyin Bersatu (PNB) dari berbagai kecamatan di Kabupaten Batang, berkumpul di pendopo Omah Tani. Mereka yang berkumpul itu merupakan perempuan yang berhimpun dalam wadah Omah Tani.
Kehadiran ratusan perempuan di pendopo Omah Tani yang berlokasi di Dukuh Cepoko, Desa Tumberep, Kecamatan Bandar tersebut dalam rangka acara ‘Pasar Krempyeng Nahdliyin Peduli Tani’.
Adapun komoditas yang yang disediakan di acara Pasar Krempyeng Nahdliyin Peduli Tani itu seperti sayuran yang terdiri dari lombok, kol, wortel, tomat, buncis, kentang, jipang dan lainnya.
Ketua Omah Tani, Tahroni mengatakan perhelatan Pasar Krempyeng Nahdliyin Peduli Tani bertujuan untuk mendoakan agar pelaksanaan Pilkada Batang 2024 berlangsung lancar dan damai.
“Selain itu kami juga turut mendoakan sesama nahdliyin dan putra daerah bakal calon Bupati Batang, H Fauzy Fallas bisa terpilih menjadi bupati,” ujar Tahroni, Rabu 18 September 2024.
Pihaknya juga berharap bakal calon Bupati Batang, Fauzy Fallas mendengar aspirasi terlait keresahan petani di mana salah satu persoalan yang dihadapi adalah harga sayuran hasil panen petani dihargai murah dan tidak sebanding dengan biaya petiknya.
Di kesempatan yang sama, perwakilan PNB Muadhiroh mengungkapkan komoditas sayuran yang disediakan di acara Pasar Krempyeng Nahdliyin Peduli Tani berasal dari hasil membeli langsung ke petani agar turut merasakan keuntungan.
“Sayuran yang telah dibeli kami bagikan ke pengunjung dan itu merupakan bentuk kepedulian kepada petani agar hasil panen meraka laku terjual. Semoga saja H Fauzy Fallas bila terpilih menjadi bupati akan lebih peka terhadap nasib petani,” katanya
Sementara itu H Fauzy Fallas dan istri yang hadir di acara tersebut mengaku terharu setelah mendengar keluhan petani dan dirinya berjanji akan memperjuangkan aspirasi para petani terutama yang berhimpun di Omah Tani.
“Jadi para petani ini sudah lama menyimpan keresahan terkait hasil panen yang kerap dihargai sangat murah sehingga petani mengalami kerugian sehingga kepala daerah hadir memperjuangkan perbaikan nasib para petani, untuk itu bupati juga harus mampu menjalankan kebijakan yang pro ke petani,” paparnya.