PANTURA24.COM, KOTA PEKALONGAN – Belasan warga Kampung Baru, Kelurahan Panjang Wetan, Kota Pekalongan mendatangi komplek kantor walikota sambil membentangkan kertas dan kain berisi tulisan protes kepada Perumda Tirtayasa. Aksi itu merupakan kali ketiga yang dilakukan emak-emak terkait kualitas air dari PDAM.
“Sudah tiga kali protes bukannya diperbaiki malah bertambah buruk, sekarang ditambah warga gatal-gatal,” ujar Ketua RW 08 Kampung Baru Nur Cahyani saat beraudensi, Rabu (24/4/2024).
Ia mengatakan air berwarna kuning dan kerap macet berlangsung sejak bulan puasa hingga lebaran dan kejadian serupa sudah berkali-kali tidak ada perbaikan sehingga warga meminta untuk pindah ke layanan Pansimas.
Warga mengaku percuma berlangganan PDAM kalau hanya bisa dimanfaatkan untuk mandi, itupun resikonya terserang gatal-gatal. Bahkan warga tidak berani hanya untuk sekedar berkumur maupun sikat gigi.
“Kita sudah bayar mahal airnya tidak bisa dimanfaatkan dan tetap harus beli air galon,” jelasnya.
Perwakilan warga yang melakukan aksi protes diterima Asisten I Walikota, Joko Purnomo, Dirut PDAM M Iqbal dan Camat Pekalongan Utara, Wismo di Ruang Jawa Hokokai Setda Kota Pekalongan.
“Kita sudah mintakan kepada Perusda Tirtayasa untuk melakukan perbaikan sesuai keinginan warga. Namun kalau untuk penggantian seluruh jaringan pipa tidaklah mungkin karena keterbatasan anggaran dan pemerintah belum bisa membiayai,” katanya.
Kemudian terkait penolakan warga untul membayar tagihan sebelum pelayanan air bersih normal akan disampaikan ke walikota. Demikian juga dengan permintaan mundur Dirut PDAM yang dianggap gagal juga akan dilaporkan ke pimpinan.
“Akan kita sampaikan ke pak wali, hasilnya bakal seperti apa nanti akan dirapatkan internal lagi. Kewenangan ada pada beliau,” terang Joko.
Sementara itu Direktur LBH Adhyaksa, Didik Pramono bersama Ormas Bintang Adhyaksa 23 dan LSM Robin Hood yang menjadi pendamping warga menegaskan bahwa aksi warga itu merupakan yang terakhir kali dilakukan.
“Kalau sampai terjadi lagi maka Dirut PDAM mundur atau bersedia dicopot dari jabatannya karena tidak serius menyelesaikan persoalan,” tegasnya.
Selain itu pihaknya juga meminta untuk dilakukan perombakan struktur jabatan di internal PDAM lantaran kerap terjadi persoalan teknis namun pajabat yang seharusnya tidak mampu mengatasi sehingga harus kembali diserahkan ke ahlinya.
Pihaknya masih akan menerima aduan masyarakat terkait pelayanan PDAM, kalau misalkan masih ada keluhan atau pelayanan buruk yang diterima masyarakat atau pelanggan maka tidak akan segan-segan menggelar aksi yang sama.
“Kami akan terus awasi dan mendampingi masyarakat yang dirugikan oleh pelayanan PDAM yang tidak sesuai dengan yang diterima pelanggan,” katanya menegaskan.
Sebelumnya petugas dari Perusda Tirtayasa menjemput warga yang diduga terserang penyakit gatal-gatal lantaran terkontaminasi aiar PDAM untuk dibawa berobat ke dokter ahli kulit.
Dari ratusan warga yang terserang gatal-gatal baru dua orang yang menyaggupi menjalani pemeriksaan dan pengobatan, sementara warga lainnya mengaku terkendala waktu dan kesibukan bekerja maupun aktivitas lain sehingga meminta penjadwalan ulang atau secara bergiliran. (*)