Pj Bupati Batang Lany Dwi Rejeki dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal Marwadi membuka kegiatan Operasi Pasar Murah di halaman pendopo kabupaten setempat, Jum’at (8/3).
PANTURA24.COM, Batang – Operasi Pasar Murah di halaman Pendopo Kabupaten Batang diserbu ratusan warga. Pasar murah untuk Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) itu menyediakan ratusan paket sembako.
“Operasi Pasar Murah ini bertujuan untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok dalam upaya pengendalian inflasi di daerah,” kata Penjabat (Pj) Bupati Batang Lany Dwi Rejeki, Jum’at (8/3/2024).
Sebanyak 400 paket sembako disediakan dalam Operasi Pasar Murah yang terdiri dari lima kilo beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), satu kilo gula pasir dan satu liter minyak goreng.
Satu paket sembako tersebut dihargai Rp 75 ribu bila dibayar tunai, namun bila pembayaran memakai non tunai atau menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dihargai Rp 60 ribu.
“Ada subsidi Rp 10 ribu dari Bank Indonesia Tegal tiap transaksi non tunai,” ujar Lany.
Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal Marwadi menyebut Operasi Pasar Murah tidak digelar sekali saja namun akan berlangsung tiga kali mulai 8 Maret 2024 hingga 2 April 2024.
Selain itu Operasi Pasar Murah juga bertujuan untuk menekan laju inflasi di wilayah kerja Bank Indonesia Tegal. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah tercatat inflasi Provinsi Jawa Tengah bulan Februari 2024 mencapai 0,57 persen month to month (mtm) atau 2,98 year on year (yoy).
Sedangkan untuk inflasi di wilayah kerja Bank Indonesia Tegal mencapai 0,90 persen (mtm) atau 2,80 persen (yoy). Kemudian Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional pada Februari 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen. IHK Februari 2024 tercatat sebesar 0,37 persen (mtm) atau 2,75 persen (yoy).
“Kami mengapresiasi Kabupaten Batang sudah sangat sigap melakukan upaya pengendalian inflasi pangan nasional. Kegiatan ini, kami harap terus dilakukan oleh TPID Batang hingga akhir tahun,” katanya.
Mawardi mengungkap jumlah merchant QRIS di Batang mencapai 93.975 atau tumbuh 12,5 persen (yoy) dibanding Januari 2023 dan menjadi terbanyak kedua di wilayah eks-Keresidenan Pekalongan. Demikian juga volume transaksi QRIS pada Januari 2024 tumbuh 21,63 persen (yoy).
Adapun kebutuhan penukaran uang kertas baru menjelang Ramadhan atau Idul Fitri 1445 Hijriyah di wilayah eks Karesidenan Pekalongan diprediksi mencapai Rp 4,55 triliun.
“Jumlah itu meningkat sebesar 12 persen dibanding realisasi 2023,” jelas Mawardi. (*)