Jokowi Effect Sebabkan Migrasi Dukungan ke Prabowo – Gibran Jelang Debat Capres dan Cawapres Kian Tak Terbendung, 

Jelang debat capres dan cawapres, migrasi dukungan ke Prabowo-Gibran makin deras, peluang satu putaran berpotensi terjadi, Selasa (12/12).

Pantura24.com, Jakarta – Tren pergeseran pemilih tiga kandidat di Pilpres 2024 masih terus terjadi menjelang debat capres dan cawapres yang akan berlangsung hari ini.

Basis pemilih Jokowi – Ma’ruf Amin di Pilpres 2019 paling dominan pindah dukungan ke pasangan Prabowo – Gibran. Sedangkan pasangan Ganjar – Mahfud MD kian tergerus. Alhasil Jokowi effect mampu menaikkan elektabilitas pasangan nomer urut dua.

Bacaan Lainnya

Direktur Executive Partner Politik Indonesia AB Solissa mencermati sejumlah hasil rilis dari berbagai lembaga survei yang menunjukkan elektabilitas pasangan Prabowo – Gibran kian tak terbendung.

Ia menyebut bila tren kenaikan eletabilitas itu konsisten hingga hari pencoblosan di 14 Februari 2024 mendatang, maka pasangan Prabowo-Gibran akan lebih mudah melibas kedua pesaingnya alias menang satu putaran.

“Jika dilihat dari tren dan rilis yang dikeluarkan berbagai lembaga survei terbaru, elektabilitas Prabowo – Gibran terus mengalani kenaikan. Kebalikannya, Ganjar dan Anis justru makin tertinggal, jadi peluang menang satu putaran bisa terjadi,” kata Solissa, Selasa (12/12/2023)

Salissa memberikan contoh perbandingan survei dari Indikator Politik Indonesia pada akhir bulan Oktober hingga awal Desember 2023, elektabilitas Prabowo – Gibran terus mengalami kenaikan dari 39,7 persen menjadi 45,8 persen.

“Jka tidak ada gejala politik yang luar biasa dan tren peningkatan suara Prabowo-Gibran tetap sama atau linear dari bulan sebelumnya, pada Februari 2024 bisa saja elektabilitas jadi 55 persen, artinya itu satu putaran. Sebab, hanya pasangan nomer dua lah yang konsisten mengalami kenaikan, lainnya justru turun,” paparnya.

Ia mengamati tren kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran paling tidak ada dua hal yang ikut berkonstribusi terhadap kenaikan dari pasangan Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu.

Pertama, dia menyebut faktor Jokowi Effect yang berdampak pada migrasi besar-besaran kepada Prabowo-Gibran, terutama dari basis pendukung Jokowi non-PDIP.

Kemudian ada lonjakan dukungan di Pulau Jawa, termasuk migrasi dukungan yang cukup signifikan dari pemilih Ganjar dan Anies ke pasangan nomor urut 2.

“Migrasi dukungan ini disebabkan karena loyalis Jokowi di dua kali pilpres yang awalnya mendukung Ganjar tiba-tiba beralih dukungan ke Prabowo-Gibran. Hal ini disebabkan karena putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka didapuk sebagai cawapresnya Prabowo Subianto,” urainya.

Kedua, lanjut Solissa, para pendukung Jokowi merasa kecewa dengan ulah para elit PDI Perjuangan termasuk Ganjar Pranowo dan para pendukungnya yang secara masif melancarkan serangan terhadap Presiden Jokowi dan keluarga, sehingga masyarakat merasa lebih bersimpati kepada Gibran.

“Selain itu, sikap kritis elit PDIP dan Ganjar secara personal kepada Jokowi membuat loyalis Jokowi ini merasa tak nyaman dan kemudian memutuskan beralih dukungan ke Prabowo-Gibran,” ujar Solissa.

Tren kenaikan elektabilitas Prabowo–Gibran menurut Solissa juga karena publik sudah menerima kehadiran Gibran sebagai representasi generasi muda.

“Selain sebagai putra Jokowi, Gibran juga berhasil mengkonsolidasikan pemilih muda yang pada Pilpres 2024 jumlahnya cukup signifikan, yakni sebesar 54,6 persen merupakan anak muda,” bebernya.

Solissa mengungkapkan, temuan survei Litbang Kompas pada survei Desember 2023 menunjukkan Gibran lebih unggul dibandingkan dengan cawapres lain.

Diketahui elektabilitas cawapres Gibran Rakabuming Raka 37,3 persen, Mahfud MD 21,6 persen dan Muhaimin Iskandar 12,7 persen.

“Positioning Gibran sebagai representasi anak muda di pilpres 2024 ternyata memberikan efek elektoral yang besar. Kalau melihat temuan survei, elektabilitas Gibran secara personal sebagai cawapres di angka 37,3 persen, lebih tinggi dari dua cawapres lainnya. Itu membuktikan bahwa asosiasi pemimpin muda itu lebih kuat ke Gibran ketimbang Cak Imin atau Mahfud MD,” jelasnya.

“Bila melihat dinamika politik yang berkembang, dan tren data survei yang terus naik, kemungkinan Prabowo-Gibran memenangkan pilpres sekali putaran sangat besar,” tutup Solissa. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *