Pantura24.com, Kota Pekalongan – Kantor Perwakilan Bank Indonensia (BI) Tegal membuka pelatihan kreasi olahan pangan berbahan campuran kopi. Peserta pelatihan dari perempuan tani, istri petani dan anak petani kopi di Kabupaten Batang.
“Pelatihan ini diikuti 30 ibu-ibu petani dan remaja putri dari keluarga petani kopi di Kecamatan Blado,” ungkap Kepala Unit Pelaksana Pengembangan UMKM, Keuangan Inklusif, dan Syariah BI Tegal Liana Ciptowati, Selasa (14/11/2023).
Ia mengatakan materi pelatihan yang diajarkan adalah cara praktis membuat produk brownies kukus dari tepung mocaf dan gluten free chocolate chip cookies yang dikombinasikan dengan kopi.
Produksi cake kopi dan cemilan chip cookies berbahan baku kopi dan tepung mocaf sebelumnya pernah dipraktikan oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB) Windurojo di Kabupaten Pekalongan. KUB tersebut merupak UMKM binaan BI Tegal.
“Dalam pelatihan ini diperkenalkan bahan tepung baru berbahan dasar singkong dengan keunggulan lebih enak dan menyehatkan dibanding tepung terigu,” ujar Liana.
Menurut Liana dengan mengolah kopi dan tepung mocaf beserta kombinasi keduanya menjadi produk pangan baru yang kreatif dan dapat menbah sumber pendapatan keluarga dari petani.
“Lokasi pelatihan kami pilih di tempat yang nyaman di Kedai Kopi Sapta Wedang sekaligus mempromisakan wisata air terjun peninggalan pemerintah kolonial Belanda yang juga terdapat banyak tanaman kopi liar,” katanya.
Adapaun program pelatihan tersebut bertujuan untuk menguatkan para pelaku UMKM pemula yang harapannya menjadi berkembang dan mampu menopang perekonomian nasional.
“Sekedar informasi, secara nasional peran UMKM di sektor ekonomi menyumbang Produk Domestic Bruto sebesar 61,1 persen. Serapan tenaga kerja mencapai 97,1 persen dan kontribusi ekspor sebesar 14,4 persen,” urainya.
Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang juga pengelola kawasan agrowisata kopi Curug Genting, menyebut peran pembinaan yang dilakukan BI Tegal mulai dari hulu hingga hilir sangat membantu UMKM berkembang dan naik kelas sehingga bisa melakukan ekspor.
“Saat ini kami sudah melakukan ekspor ke Belanda dalam bentuk beras kopi (greenbean) dengan permintaan 10 ton per tahun,” beber Wasturi.
Nah, upaya pembinaan BI juga dilakukan tidak kepada UMKM yang sudah jadi saja, namun juga memulai dari awal dengan membuka kesempatan pelatihan bagi pemula atau calon UMKM baru.
“Salah satunya yang saat ini dilakukan dengan memberikan pelatihan bagi petani perempuan dan istri petani serta anak perempuan petani,” tutupnya. (*)