Pantura24, Pekalongan – Seorang santri pondok pesantren di Kabupaten Pekalongan menjadi korban perundungan sekaligus pengeroyokan belasan seniornya. Akibatnya tubuh remaja berinisial RG (13) tersebut mengalami banyak luka dan harus menjalani perawatan di IGD.
“Kami sudah lakukan visum dan melapor ke polisi,” ungkap CH ibu kandung korban, Rabu (13/9/2023).
CH mengaku tidak terima anaknya jadi sasaran kekerasan oleh teman maupun seniornya. Anak pertama dari tiga bersaudara itu selain menderita banyak luka juga mengalami trauma.
Ia pun membeberkan sejumlah luka di tubuh yang diderita anaknya seperti luka lebam di beberapa bagian tubuh termasuk lebam di mata dan dekat alat vital.
Kemudian ada luka berdarah di mulut, pipi kiri, dan belakang telinga kanan serta tulang punggung nyeri hebat bila disentuh. Lalu luka kepala akibat dipukul buah mangga muda.
“Anak saya sampai hari ini masih merasakan pusing dan kesulitan berdiri akibat perlakuan kejam para santri seniornya,” ungkap CH
CH menjelaskan bahwa peristiwa sadis yang menimpa anaknya bermula dari saling ejek antara dua anak berinisial N dan RA pada Sabtu 9 September 2023 lalu.
Anaknya pada saat itu hendak menanyakan permasalahan saling ejek ke RA namun justru jadi korban fitnah karena yang bersangkutan mengadukan hal tersebut ke kakak kelasnya bahwa akan dipukul oleh korban.
“Anak saya dijebak dan digiring ke asrama kelas 8 lalu terjadi aksi pengeroyokan. Anak saya jadi bulan–bulanan hingga terluka parah, setelah puas mereka ramai-ramai meludahi tubuh anak saya yang tergeletak tak berdaya lalu meninggalkannya begitu saja,” geramnya.
Orang tua korban berharap 12 pelaku perundungan pengeroyokan mendapatkan hukuman yang setimpal dan pihak sekolah menjatuhkan sanksi tegas.