Menikmati Durian Lokal Pekalongan yang Legit Manis dengan Harga Terjangkau

Menikmati Durian Lokal Pekalongan yang Legit Manis dengan Harga Terjangkau
Tumpukan durian lokal asal Desa Lemahabang, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan yang siap santap penikmat buah durian di lapak MBJ yang berlokasi di Dukuh Suroloyo, Senin (30/12).

PANTURA24.COM, PEKALONGAN – Menikmati durian lokal yang terkenal manis dan legit tak ada salahnya mampir ke Desa Lemahabang, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan. Di sepenjang jalan desa banyak ditemui lapak penjual durian lokal dari berbagai jenis.

Semua lapak tampak dikerumuni penikmat buah berduri yang konon kerap disebut sebagai rajanya buah. Di sini ada ratusan jenis durian lokal dengan keistimewaan masing-masing, mulai dari manis legit hingga manis dengan sedikit rasa pahit dan untuk warna ada yang kuning mentega atau putih pucat.

“Kalau durian asal daerah ini sebutannya tetap durian lokal namun sebenarnya lain kebun akan berbeda tekstur, rasa dan warna daging buahnya,” ujar Sigit (31) salah satu pekerja di lapak durian Maju Berkah Jaya (MBJ) kepada pantura24.com, Senin 30 Desember 2024.

Ia menyebut durian lokal yang dijual dibedakan menjadi tiga katagori yakni A, B dan C. Untuk katagori A-B bobot durian dihitung lebih dari 1,5 kilo dan di bawah bobot tersebut masuk katagori C. Durian katagori A dan B biasanya yang paling dinikmati pembeli, sedangkan katagori C merupakan durian sisa yang tidak lagi penikmatnya.

“Uniknya durian semua bisa dimanfaatkan seperti daging buahnya bisa dinikmati, kalaupun rasanya kurang manis atau tidak enak dagingnya yang sudah dihaluskan masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan es krim atau dodol durian dengan harga jual Rp 50 ribu per kilo. Lalu biji buahnya banyak yang membutuhkan sebagai bibit tanaman durian dengan harga jual per kilo Rp 20 ribu dan kulit buahnya bisa ditimbun menjadi pupuk alami yang menyuburkan tanaman,” jelasnya

Dalam satu tahun ada dua siklus memanen buah durian yang dimulai pada Oktober hingga Desember lalu memasuki puncak panen raya yang akan berlangsung pada Januari hingga Februari dan akan mulai berangsur kurang pada Maret.

Duran lokal Desa Lemahabang, Kecamatan Doro tidak hanya bisa dinikmati langsung ditempat, namun juga biasa dikirim ke berbagai daerah khususnya Jakarta sebagai komoditas buah yang sekali kirim bisa mencapai 1000 butir.

“Kami tidak hanya melayani makan ditempat, akan tetap juga menjual secara grosir. Stok perhari bisa ribuan butir, jadi kalau makan di sini rata-rata terjual 100 hingga 200 butir. Bahkan kalau tahun baru bisa tembus seribu butir karena lapak buka 24 jam,” katanya.

Sigit menggaransi durian yang dinikmati langsung di lokasi akan diganti bila tidak sesuai dengan keinginan pembeli. Demikian dengan pembelian grosir seperti seribu butir akan dihitung 700 butir bila 300 lainnya tidak sesuai atau tidak layak dikonsumsi.

Ia pun memberikan tips ringan cara memilih durian yang sudah masak dan bisa dinikmati seperti buah durian yang ditepuk akan mengeluarkan bunyi gema serta bila dicium keluar aroma harum dan sebaliknya bila hasil tepukan terasa keras tanpa gema serta tidak mengeluarkan harum menyengat saat ditusuk daging buahnya maka bisa dipastikan belum matang.

“Kalau itu masak di pohon maka tangkai buah akan copot dengan sendirinya dan menyisakan sedikit tangkai yang masih menempel di buahnya. Di sini durian lokal yang menjadi primadona disebut durian tawan dengan ciri khas daging tebal berwarna kuning mentega dan biji kecil berkerut,” bebernya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *