Tolak Damai, Korban Penganiyaan Orang Tua Murid SD Sampangan Pekalongan Pilih Tempuh Jalur Hukum

Tolak Damai, Korban Penganiyaan Orang Tua Murid SD Sampangan Pekalongan Pilih Tempuh Jalur Hukum
Korban penganiayaan orang tua murid di SD Sampangan yang dinaungi Yayasan Setyawiguna Kota Pekalongan menolak berdamai dan memilih tempuh jalur hukum, Sabtu (16/11).

PANTURA24.COM, KOTA PEKALONGAN – Aksi kekerasan orang tua murid terhadap orang tua murid lainnya di Yayasan Pendidikan Setyawiguna Jalan Salak, Kota Pekalongan berbuntut panjang. Korban pemukulan memilih menempuh jalur hukum setelah hasil klarifikasi pihak sekolah dengan kedua belah pihak yang bersiteru buntu.

“Hari ini kita sudah terima surat pemanggilan polisi ke satpam atau sekuriti lalu kemudian kita juga sempat menanyakan kedua belah pihak keadaannya bagaimana. Terlapor Mas Yonathan belum menerima panggilan dan pelapor belum bisa dihubungi,” ujar pengurus yayasan Lie Sie Yao kepada pantura24.com melalui sambungan telepon, Jum’at 15 November 2024.

Ia mengungkap surat pemanggilan dari pihak kepolisian sudah diterima dan yang bersangkutan (sekuriti) juga sudah mengajukan izin untuk memenuhi panggilan. Suratnya untuk hari Senin besok.

Menurutnya kedua belah pihak sebenarnya koperatif dan mengakui semuanya hanya salah paham. Namun karena sudah terlanjur diangkat ke permukaan akhirnya menjadi ramai dan mungkin timbulnya menjadi rasa malu di tengah masyarakat.

“Kita juga melihat dari proses hukumnya arahnya mau ke mana. Saya berharap pelapor kalau menghadapi kendala mau menghubungi kita,” katanya.

Kemudian pihaknya sebenarnya memiliki rencana mendatangi rumah pelapor untuk memastikan kondisinya seperti apa sebab anaknya kemarin tidak berangkat ke sekolah dengan alasan sakit dan hari ini belum diketahui apakah sudah berangkat atau belum.

“Kemarin sebenarnya sudah kita bahas ada rencana pada hari Sabtu, tapi karena sekolah libur maka kemungkinannya Senin baru bisa mengunjungi korban di rumahnya,” jelasnya.

Jadi setidaknya sekolah menunjukkan rasa simpati ada anak didik yang sakit dan masih ada kasus yang jadi pembicaraan di luar, maka pihaknya menengok sampai sejauh mana apakah pengaruhnya sampai begitu dalam.

“Saya mungkin belum bisa mewakili sekolah, tapi karena semua sudah jadi bahan omongan orang tua otomatis berdampak psikis kurang bagus bagi anak-anak. Saya percaya kalau orang tua sudah damai maka anak-anak tidak akan jadi masalah,” sebutnya.

Sebelumya diberitakan orang tua murid yang sedang menjemput anaknya di Yayasan Satyawiguna yang menaungi SD Sampangan Jalan Salak Kota Pekalongan menjadi korban penganiayaan dari orang tua murid lainnya.

Adapun kejadian perkara yang membuat pelaku menganiaya korban bermula dari kedua anak masing-masing orang tua murid yang kebetulan berteman bahkan satu kelas bermain siram-airaman air di sekolah saat jam istirahat. Setelah keduanya masuk kelas dan mengikuti pelajaran seperti biasanya.

“Namun tiba-tiba pelaku saat menjemput anaknya pulang marah-marah dan menuduh saya menyiram anaknya. Tanpa mencari tahu kebenarannya, pelaku langsung memukuli saya tanpa ampun,” ungkap korban.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *