PANTURA24.COM, BATANG – Pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Batang 2024, Fauzi Fallas dan Ahmad Ridwan berjanji akan membawa batik lokal ke tingkat nasional. Komitmen tersebut bakal ia wujudkan manakala terpilih menjadi Bupati Batang.
“Batik Rifaiyah sudah menjadi identitas Kabupaten Batang. Tidak hanya itu Batik Rifaiyah juga merupakan kekayaan budaya sekaligus warisan leluhur sehingga perlu diperluas promosinya ke tingkat nasional agar lebih dikenal,” ujar Fauzi Fallas kepada media, Rabu 13 November 2024.
Ia menyebut Batik Rifaiyah memiliki keunikan tersendiri sehingga berbeda dengan batik kebanyakan. Selain itu Batik Rifaiyah juga memiliki sejarah yang cukup panjang di Kabupaten Batang.
Maka dari itu pihaknya ingin memastikan warisan budaya yang ditinggalkan oleh leluhur Kabupaten Batang bisa berkembang lebih luas tidak hanya lokal namun juga nasional.
Menurut dia Batik Rifaiyah sudah ada sejak era Sultan Agung sekitar tahun 1613-1645 bahkan dimungkinkan lebih tua dari itu. Bisa jadi Batik Rifaiyah sudah ada sejak masa kejayaan Kerajaan Majapahit.
“Karena itu sejak 2013 Batik Rifaiyah sudah diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai warisan budaya tak benda. Hal ini sebagai bukti bahwa Batik Rifaiyah punya kekayaan sejarah dan budaya,” ucapnya.
Fallas menjelaskan keunggulan Batik Rifaiyah ada pada corak dan motif yang khas. Penggunaan warna sogan ireng-irengan atau coklat kehitaman dengan aksen remukan menjadikan batik Rifaiyah terlihat hidup. Remukan atau serat dari batik ini hanya ada di Batang.
“Ini yang membedakan Batik Rifaiyah dengan Batik Solo maupun Yogyakarta. Ciri lhas Batik Batangan cenderung lebih gelap sehingga memberi kesan dalam dan berkarakter,” puji Fallas.
Apa yang disampaikan olehnya itu bukan merupakan janji kampanye akan tetapi memang menjadi sebuah misi besar untuk melestarikan warisan budaya dan memajukan daerah dan Batik Rifaiyah adalah salah satu yang harus dipoles agar bersinar di tingkat nasional.
Calon Wakil Bupati Batang, Ahmad Ridwan menambahkan keunikan lain dari Batik Rifaiyah itu adalah di proses pembuatannya yang selalu diiringi dengan lantunan sholawat serta syair berbahasa campuran Aeab dan Jawa.
“Jadi ini juga bentuk dari syiar Islam. Kami berdua menyadari bahwa banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mempopulerkan Batik Rifaiyah karena harus bersaing dengan banyak batik lainnya,” katanya.
Pihaknya menginginkan agar Batik Rifaiyah hadir di pekan-pekan mode nasional dan pameran seni budaya sehingga masyarakat luas mengenal serta menikmati keindahannya. Salah satu upaya kami adalah menghidupkan kembali sentra-sentra produksi Batik Rifaiyaj.
“Kami berdua ingin menggerakkan kembali ekonomi kerakyatan serta menghidupkan lagi pelatihan dan pendampingan baik teknik maupun pemasarannya,” tukasnya.