PANTURA24.COM, KOTA PEKALONGAN – Wakil Sekretaris Askot PSSI Kota Pekalongan, Irwin Andromeda angkat bicara terkait polemik pelaksanaan Piala Soeratin U17 yang dianggap menabrak statuta organisasi. Ia mengklarifikasi proses turunnya Surat Keputusan (SK) atau mandat dari Asprov PSSI Jawa Tengah.
“Jadi saya itu ditelpon orang asprov dan disuruh datang ke Semarang guna membahas venue untuk Piala Soeratin U17 karena Kota Pekalongan diminta menjadi tuan rumah,” ungkapnya kepada pantura24.com melalui sambungan telepon, Jum’at 8 November 2024.
Ia mengatakan Piala Soeratin U17 Jawa Tengah 2024 terlaksana melalui proses penujukkan langsung Asprov PSSI Jawa Tengah ke dirinya selaku Wakil Sekretaris Askot PSSI Kota Pekalongan.
“By name menunjuk saya langsung, jadi asprov meminta tolong ke saya untuk menjadi tuan rumah menggantikan Kabupaten Tegal karena terganjal izin dari kepolisian setempat,” katanya.
Lantaran sudah ada drawing dan tinggal masuk ke pelaksanaan maka persiapan yang dilakukan Askot Kota Pekalongan menjadi tuan rumah kurang dari sepekan. Setelah surat resmi diterima, Piala Soeratin U17 Jawa Tengah 2024 di Stadion Hoegeng pun dilaksanakan.
Sebelum itu dirinya mengurus perizinan di kepolisian dan menyewa venue pertandingan dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora). Baru setelah semuanya beres dirinya dihubungi Polres Pekalongan Kota yang mengabarkan Ketua Askot PSSI Kota Pekalongan meminta klarifikasi terkait pelaksanaan Piala Soeratin U17 Jawa Tengah 2024.
“Jadi saat Asprov Jawa Tengah menunjuk saya, otomatis mereka bakal menghubungi Ketua Askot Kota Pekalongan. Ternyata Asprov lupa menghubungi Mas Zakka sehingga saya langsung meminta maaf kepada beliau,” ujar Irwin.
Atas keteledoran tersebut, pihak Asprov PSSI Jawa Tengah langsung mengirimkan surat resminya dan meminta maaf kepada Ketua Askot PSSI Kota Pekalongan. Persiapan yang singkat dan mendadak itu menjadi penyebab ketidaksengajaan untuk koordinasi.
Adapun terkait tidak adanya wakil tuan rumah di Piala Soeratin U17 Jawa Tengah 2024 yang berlangsung di Stadion Hoegeng bukan menjadi kewenangannya karena biasanya klub itu mengajukan atau mendaftar sendiri sebagai peserta.
“Bisa jadi klub tidak ada persiapan atau memang kondisi pemain binaan belum mumpuni untuk menjadi peserta. Beda dengan Piala Soeratin U15 yang berlangsung di Stadion Sarengat Batang ada dua klub Kota Pekalongan menjadi peserta yakni Terang Bintang dan Pekalongan Muda,” paparnya.
Dampak dari peristiwa tidak mengenakkan kemarin, pihaknya terpaksa menolak dua even yang sama yakni tuan rumah Piala Soeratin U12 babak 32 besar dan U15 babak 16 besar demi menghormati Ketua Askot Kota Pekalongan.
“Karena belum mendapatkan jawaban dari ketua maka kami putuskan untuk menolak permintaan Asprov demi menghormati ketua yang munkin tidak berkenan sehingga pertandingan dipindahkan kemana kami tidak tahu,” tutup Irwin.