PANTURA24.COM, KOTA PEKALONGAN -Penyelenggaraan Piala Soeratin U 17 Jawa Tengah 2024 di Stadion Hoegeng Kota Pekalongan menyisakan persoalan. Sebagai tuan rumah, Askot PSSI Kota Pekalongan tidak mengirimkan wakilnya untuk bertanding di ajang tahunan Asprov PSSI Jawa Tengah tersebut.
Selain tidak ada klub yang mewakili, proses izin Kota Pekalongan menjadi tuan rumah Piala Soeratin U 17 Jawa Tengah 2024 pun dinilai janggal dan melanggar etik lantaran tidak melalui mandat atau Surat Keputusan (SK) dari Ketua Askot PSSI setempat.
Ketua Askot PSSI Kota Pekalongan, Muhammad Zakka membenarkan dirinya sejak awal tidak dilibatkan dan diberi tahu terkait penyelenggaraan Piala Soeratin U 17 Jawa Tengah 2024 menggantikan posisi Tegal sebagai tuan rumah.
“Ia benar saya tidak pernah diajak koordinasi akan tetapi kegiatan terlaksana tanpa sepengetahuan Ketua Askot PSSI Kota Pekalongan, jadi saya tidak tahu menahu adanya agenda resmi PSSI Jateng di Stadion Hoegeng,” ungkap Zakka di kediamannya, Kamis 7 November 2024.
Ia mengaku baru mengetahui adanya even Piala Soeratin U 17 Jawa Tengah 2024 di Kota Pekalongan melalui status What’s Up pengurus Askot saat rapat resmi bersama Asprov PSSI Jateng. Lalu sempat juga dirinya menanyakan mengapa tidak ada pemberitahuan.
Pihaknya pun langsung melakukan pengecekan terkait izin penyelenggaraan dan proses Kota Pekalongan bisa menjadi tuan rumah seperti ke Polresta, Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (Dinparbudpora).
“Saya sengaja mengecek itu semua untuk mengetahui apakah kop surat menggunakan Askot Kota Pekalongan atau Asprov bahkan menanyakan ke Sekjen PSSI Jateng yang ditindaklanjuti dengan permintaan maaf,” ucapnya.
Kemudian belakangan muncul permintaan maaf dari Wakil Sekretaris Askot Kota Pekalongan yang berdalih tidak sempat memberikan laporan, lalu yang janggal dan menjadi pertanyaan itu pemakaian kop surat Askot tanpa disertai surat mandat itu menggunakan SK dari mana untuk mengurus izin dan menjadi pelaksana.
Zakka menegaskan tidak pernah mengeluarkan surat mandat atau SK yang menunjuk Wakil Sekretaris Askot Pekalongan menjadi pelaksana kegiatan Piala Soeratin U 17 Jawa Tengah 2024 dan yang bersangkutan lalu mengirimkan foto SK dari Asprov PSSI Jateng melalui aplikasi What’s Up.
“Oke saya rasa itu tidak menjadi masalah ya, namun yang menjadi tidak pas itu ketika MCM (Match Coordination Meeting) atau rapat persiapan pertandingan dengan tim-tim dari luar kota memakai kop surat dari Askot PSSI Kota Pekalongan,” jelasnya.
Selanjutnya penggunaan stempel dari Askot PSSI Kota Pekalongan, dirinya juga tidak pernah membubuhkan tanda tangan. Jadi kalau itu memang agenda Asprov seharusnya kop surat juga dari Asprov bukan Askot. Hal lainnya dari hasil pengecekan ke Dinparbudpora mengaku tidak tahu dengan dalih hanya memberikan persetujuan penggunaan Stadion Hoegeng bila ada kontribusi PAD.
Pihaknya menyatakan tidak menghalangi pertandingan sepak bola apalagi itu sifatnya pembinaan namun sangat disayangkan sebagai tuan rumah tidak tim atau klub yang mewakili di agenda resmi PSSI Jawa Tengah. Seharusnya atas nama pembinaan usia dini dan muda, wakil Kota Pekalongan sepantasnya ikut serta apalagi sebagai tuan rumah.
“Sekretaris Askot Pekalongan dan wakilnya berangkat sendiri ke Semarang memenuhi panggilan Asprov PSSI Jateng untuk mengurus agenda Piala Soeratin Jawa Tengah 2024 sebagai tuan rumah tanpa sepengetahuan saya sebagai Ketua Askot Kota Pekalongan,” bebernya.
Sementara itu Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asprov PSSI Jawa Tengah, Purwidiastanto saat dihubungi melalui sambungan telepon dan pesan singkat what’s up belum memberikan respon permintaan konfirmasi dari pantura24.com.