Kisah Pilu Nenek Fatimah Putrinya Alami Gangguan Kejiwaan Gegara Uang Tabungan di Koperasi Gagal Cair

Kisah Pilu Nenek Fatimah Putrinya Alami Gangguan Kejiwaan Gegara Uang Tabungan di Koperasi Gagal Cair
Foto : Pixabay

PANTURA24.COM, KOTA PEKALONGAN – Kisah memilukan dialami nenek Fatimah (68) warga Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan yang selain menjadi korban tabungan macet di BMT Mitra Umat juga harus merasakan kepedihan lantaran putrinya terganggu kejiwaannya gegara persoalan yang sama.

Wanita yang menjadi buruh memasak di warung makan itu mengaku merasa bersalah kepada putrinya tersebut karena tabungan bersama atas namanya itu macet atau tidak bisa dicairkan.

Akibat gagal mencairkan uang yang ditabung selama enam tahun tersebut menjadikan anak ke tujuh dari delapan bersaudara itu mengalami gangguan kejiwaan dan harus menjalani rawat jalan serta pengobatan rutin.

“Sampai sekarang masih berobat dan kontrol tiap bulan. Alhamdulillah kondisinya mulai stabil tapi kalau ingat uangnya di tabungan ya kambuh lagi sarafnya,” ungkapnya.

Ia pun mengisahkan nasib memilukan yang menimpa putrinya tersebut berawal dari uang tabungannya yang sebesar Rp 11 juta tidak bisa dicairkan. Sejak saat itu mulai uring-uringan dan kerap menyalahkan dirinya karena tabungan atas namanya.

Sebagai seorang ibu dirinya bisa memahami dan hanya memendam kesedihan, namun belakangan kondisinya mulai tidak stabil bahkan sampai harus berhenti bekerja karena sudah mengkhawatirkan.

“Akhirnya anak saya menjalani perawatan dan pengobatan rutin sampai sekarang. Yang tadinya sulit bisa diajak komunikasi sekarang kondisinya sudah lebih baik dari sebelumnya, alhamdulillah sudah bisa membantu kakaknya menjahit,” katanya.

Fatimah mengungkap niat anaknya menabung itu untuk bisa membeli motor impiannya sendiri. Dengan memiliki sepeda motor memudahkan untuk mengantar maupun menjemput anak sekaligus bekerja.

“Namun apa daya uangnya tidak bisa dicairkan, padahal tabungan itu rencananya tidak hanya untuk membeli sepeda motor namun juga untuk biaya selamatan seribu hari. Sekarang kakak-kakaknya yang repot patungan untuk bisa membelikan motor pengganti,” ucapnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *