Kekurangan Kelas, SLB Negeri Batang Pilih Sekat Ruangan Untuk Kegiatan Belajar

Kekurangan Kelas, SLB Negeri Batang Pilih Sekat Ruangan Untuk Kegiatan Belajar
Sejumlah siswa di SLB Negeri Batang terpaksa harus berbagi kelas dengan temannya lantaran kekurangan ruang, pihak sekolah menyelat satu ruangan menjadi dua kelas agar bisa menampung seluruh siswa, Kamis (1/8).

PANTURA24.COM, BATANG – Sejumlah ruangan kelas diSekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Batang mengalami penyekatan. Pihak sekolah terpaksa menyekat kelas menjadi dua bagian lantaran mengalami kekurangan tempat belajar.

“Total ada tujuh kelas yang mengalami penyelakatan karena kurang ruangan,” ujar Plt Kepala SLB Negeri Batang, Widyatmoko di kantornya, Kamis 1 Agustus 2024.

Bacaan Lainnya

Ia mengatakan penyebab satu kelas dibagi menjadi dua ruangan karena jumlah rombongan belajar (rombel) yang ada melebihi daya tampung, sehingga pihaknya terpaksa melakukan penyekatan.

Widyamotko menjelaskan SLB Negeri Batang memiliki 16 ruang kelas mulai dari SDLB hingga SMALB. Dari 16 kelas tersebut, tujuh di antaranya masing-masing disekat atau dibagi menjadi dua ruangan.

“Dari sisi kebutuhan ruangan, kami mengalami kekurangan. Kalau satu kelas satu rombel maka 16 ruangan kurang, sehingga ada ada tujuh kelas yang terpaksa harus disekat,” jelasnya.

Ia menyebut jumlah siswadi SLB Negeri Batang ada 294 anak atau sebanyak 23 rombel. Di jenjang SD satu rombel menampung sekira lima anak, kemudian jenjang SMP dan SMA maksimal satu rombel delapan siswa.

Adapun yang mengalami penyekatan adalah ruang kelas dari bangunan yang lama karena lebih luas dengan pertimbangan tidak cukup mengganggu kelas lainnya yang ruangannya lebih sempit.

Pihak sekolah ingin agar pemerintah mau membantu memyelesaikan persoalan kekurangan kelas lantaran tiap tahunnya minat masyarakat menyekolahkan anaknya di SLB Negeri Batang sangat tinggi, mungkin karena satu-satunya sekolah khusus.

“Kalau kami harapannya sih agar jumlah SLB di Kabupaten Batang bertambah tidak hanya satu agar lebih banyak menampung anak berkebutuhan khusus,” urainya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *