PANTURA24.COM, KOTA PEKALONGAN – Es cendol sangat populer sebagai minuman pelepas dahaga yang nikmat bila disruput saat cuaca panas. Penjual minuman berbahan dasar tepung beras dan hunkwe dengan campuran santan, daun pandan serta gula merah itu mudah ditemukan di sudut Kota Pekalongan namun yang legendaris adalah Es Cendol Alpukat Pak Slamet.
Lapak Es Cendol Alpukat Pak Slamet berada di Jalan Merdeka tepatnya di sisi utara Monumen Juang Kota Pekalongan. Usaha Es Cendol Alpukat Pak Slamet sudah ada sejak tahun 1960-an yang dirintis oleh ayahnya yang bernama Pak Thoyib.
Pak Slamet (62) sendiri merupakan generasi kedua yang meneruskan usaha tersebut mulai 1984 hingga 2023 diderahkan ke anaknya Abror (29) yang mejadi generasi ketiga penerus usaha.
Berdua bersama ibunya Khuljuroh (59), bungsu dari tiga bersaudara itu tiap hari kecuali Jum’at berjualan mulai pukul 10.00 WIB hingga 16.00 WIB. Terkadang tak sampai sore jualan sudah ludes.
“Kalau lagi banyak pesanan untuk acara hajatan terkadang libur tidak berjualan,” ujar Khuljuroh mengawali cerita, Senin (22/4/2024).
Ia mungungkapkan tiap hari harus menyediakan sedikitnya 300 gelas es cendol dawet untuk melayani pelanggan. Kalau lagi ramai 15 kilo alpukat ludes dalam sehari, karena pembeli lebih menggemari es cendol dengan campuran buah alpukat.
Khuljuroh mengatakan ada enam jenis es cendol yang menjadi pilihan pelanggan seperti es cendol original dengan harga Rp 7000 per satu gelas, kemudian es cendol campur tapai ketan Rp 8000, es cendol nangka Rp 9000, es cendol alpukat Rp 13 ribu, es cendol campuran pilihan nangka atau tape dan alpukat serta es cendol campuran ketiganya Rp 15 rbu.
“Semuanya menjadi favorit pelanggan. Yang jelas resep dari mertua saya masih sama yakni menggunakan santan yang terbuat dari kelapa muda agar lebih enak dan legit, lalu gula merah pilihan dan pandan. Mungkin itu yang membedakan dengan es cendol lainnya,” jelasnya.
Dalam satu hari omset yang diraih antara Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta lebih. Kalau cuacanya sedang panas hasilnya lumayan namun kalau pas lagi hujan seharian omste bisa turun jauh, sehari hanya meraih pendapatan Rp 300 ribu.
“Alhamdulillah mas bisa diberikan rejeki cukup, apalagi setelah menetap berjualan di sini, pelanggan banyak yang datang. Kalau dahulu mertua mengawali usaha jualan es cendol keliling kampung pakai gerobak dorong,” katanya.
Sementara itu Sobah (44) pelanggan warga Kabupaten Batang mengaku menikmati es cendol alpukat Pak Slamet karena berbeda dengan lainnya. Selain serutan buah alpukatnya sangat banyak dan tebal, banyak pula pilihannya.
“Pokoknya the best lah, sebab kalau beli di sini tak cukup satu gelas karena pinginnya nambah. Saya selalu habis dua gelas,” tukasnya. (*)