PANTURA24.COM, KOTA PEKALONGAN – Olahraga Pushbike atau sepeda keseimbangan belakangan kian populer di kalangan anak-anak di bawah usia lima tahun (balita). Sepeda tanpa pedal yang sebelumnya hanya dimainkan balita di kota besar kini sudah merata di hampir setiap daerah.
Seperti yang terlihat di lintasan Trans Studio Mini, Kota Pekalongan yang tampak riuh oleh kehadiran 70 balita yang sedang bertanding mendorong sepeda dengan keseimbangan di berbagai katagori. Lomba bertajuk Ngabuburit Race menjadi ajang adu tangkas bermain pushbike.
Ketua Panitia Lomba Ngabuburit Race, Danhila Wisnu Indrianto, mengatakan, Ngabuburit Race tidak hanya sekedar balapan semata namun juga menjadi ajang silaturahmi dan wadah bagi pembalap cilik untuk meningkatkan kualitas di Komunitas Pushbike Pekalongan.
“Kami ingin Pushbike Pekalongan makin sukses dan populer membanggakan nama Batang dan Pekalongan. Jadi ini juga bertujuan mempererat tali persaudaraan di antara para pembalap cilik ini,” ujarnya usai lomba, Jum’at (29/3/2024).
Ia menyebut ada beberapa katagori lomba yang disediakan seperti Mix 2022, Girls 2021, dan Boys 2021, Boys 2020 serta Girls 2020. Bahkan ada peserta dari kategori Mix Open 2016, 2017, 2018.
Salah satu orang tua peserta, Nisvia Desti, mengaku bangga melihat si kecil menyabet juara 1. Ia mengungkapkan buah hatinya itu sudah aktif bermain pushbike sejak usia dua tahun.
“Kami memilihkan Rania olahraga permainan pushbike karena banyak memiliki manfaat yang positif seperti melatih keseimbangan, mengenalkan jiwa kompetisi dan masih banyak lagi,” jelasnya.
Sementara itu Pelatih Pushbike Pekalongan, Ari Mohammad menjelaskan manfaat pushbike seperti melatih motorik pada anak karena aktif berlari dan bergerak serta belajar keseimbangan.
Ia menerangkan pushbike telah menjadi tren baru olahraga anak untuk semua kalangan, lalu untuk
mengenalkan pushbike kepada anak bisa dimulai dari bisa berjalan hingga anak mampu menaiki sepeda tanpa pedal tersebut.
“Tidak ada batasan usia mengenalkan pushbike. Terpenting itu anak sudah bisa berjalan lalu bisa menaiki sepeda dan mampu menggerakkan kedua kakinya ketika duduk di atas sepeda, karena latihan awalnya itu bisa melangkahkan kaki hingga sepeda terdorong berjalan,” urainya. (*)