Ratusan warga memadati Makam Sapuro menjelang awal puasa, ramainya warga nyekar di makam terbesar di Kota Pekalongan itu karena bertepatan dengan libur dan cuti bersama, Senin (11/3).
PANTURA24.COM, Kota Pekalongan – Hujan gerimis tak mengurangi khidmat warga Kota Pekalongan untuk nyekar ke makam orang tua atau kerabat. Tradisi nyekar menjelang bulan puasa itu sudah jadi kebiasaan yang dilakukan secara turun-temurun.
Seperti yang terlihat di Makam Sapuro di Kelurahan Sapurokebulen, ratusan warga tampak khusuk berdo’a dan sebagian sibuk membersihkan guguran daun yang menumpuk di atas makam.
Hamid (55) warga Jakarta Barat mengaku memanfaatkan libur Hari Raya Nyepi dan awal puasa untuk mudik ke kampung halaman agar bisa nyekar ke makam kedua orang tuanya.
“Sudah enam tahun rutin pulang kampung untuk nyekar dan bersilaturahmi dengan kerabat di Kota Pekalongan,” ujarnya, Senin (11/3/2024).
Ia mengatakan meski sudah tidak lagi menjadi warga Kota Pekalongan namun dirinya bersama keluarga masih menyempatkan pulang kampung tiap tahunnya.
“Kebetulan anak-anak libur sekolah, jadi sekalian saya ajak mudik. Biasanya kalau pulang kampung menjelang lebaran, tapi tahun ini pulang lebih awal,” katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Lukman (22), warga Kecamatan Pekalongan Barat ini mengaku sedang libur kuliah dan sengaja pulang ke rumah agar bisa nyekar ke makam orang tua.
“Awalnya tidak ada rencana pulang Mas, tapi di kosan sepi, hampir semuanya pada pulang jadi akhirnya ikutan balik kampung,” sebutnya.
Makam Sapuro yang merupakan pekuburan umum terbesar di Kota Pekalongan itu sudah terlihat ramai sejak Minggu 10 Maret 2024. Jumlah warga yang melakukan nyekar meningkat drastis pada Senin sore. (*)