Pantura24.com, Kota Pekalongan – Ratusan Pelanggan Perumda Tirtayasa, Kota Pekalongan masih mengeluhkan layanan air PAM yang kembali keruh dan berpasir. Warga RW 08 Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara Itu juga mempersoalkan tagihan lama yang belum ada kesepakatan.
“Air bersih yang kemarin setelah audensi itu hanya sepekan, lalu kembali keruh dan banyak pasirnya,” ungkap Mutia (41) warga setempat saat ditemui, Rabu (24/1/2024).
Ia mengatakan selain airnya keruh dan banyak mengandung pasir, juga tidak nyaman untuk dijadikan air minum mapun dimasak. Air dirasakan tidak enak atau warga menyebutnya amet.
Warga pun akhirnya tetap berlangganan air galon atau isi ulang. Mutia membandingkan air PDAM yang mengalir langsung ke rumah dengan air bantuan yang dikirim melalui tandon air diLetakkan di depan gang berbeda.
“Air bantuan lebih enak rasanya, sedangkan yang dari pipa PDAM diminum sendiri saja tidak bisa apalagi buat jualan warung,” katanya.
Mutia menjelaskan air PDAM digunakan hanya untuk kebutuhan kamar mandi, kalaupun untuk memcuci tetap harus disaring terlebih dahulu karena keruh mengandung pasir dan itu menyebabkan pakaian yang dicuci tidak terlihat bersih.
“Akhirnya warga tetap mengandalkan air isi ulang dengan cara berlangganan. Harganya Rp 5000 per galon bergantung kebutuhan,” jelasnya.
Ketua RW 08 Nur Cahyani menyebut ada 200 lebih pelanggan PDAM di wilayahnya memiliki persoalan yang sama terutama berkaitan dengan tagihan sebelumnya dikeluhkan.
“Hampir semua warga saya mangalaminya seperti kesulitan membayar tagihan khususnya setelah kemarin ada audensi kan dijanjikan untuk dibantu namun kelihatannya belum ada kesepakatan yang adil bagi warga,” sebutnya.
Ia memaparkan ratusan warga yang menjadi pelanggan PDAM memiliki tagihan antara Rp 1 juta hingga Rp 3 juta dan semuanya masih mengajukan keringananan yang belum disepakati oleh manajemen PDAM.
“Sebagai RW saya sudah mengajukan ke PDAM namun hanya bisa ditoleransi 25 persen potongannya. Warga kelihatannya masih terlalu berat karena tidak bisa dicicil, kalau saya tanya ke warga mereka kemampuannya 50 persen dan itupun dicicil tiap tagihan berikutnya,” ujar Nur Cahyani.
Ia pun menampung semua aspirasi warga mulai dari persoalan keringanan bayar hingga pasrah bila diputus bila tidak terjadi kesepakatan. Mengurai permasalahan tersebut dirinya bersama warga meminta LBH Adhyaksa mendampingi.
Adapun Ketua LBH Adhyaksa mengiyakan telah dihubungi warga yang meminta bantuan pendampingan kepada dirinya. Semua pelanggan PDAM dari Kelurahan Panjang Wetan rencananya akan mendatangi Kantor PDAM.
“Kita dampingi warga untuk menyalurkan aspirasinya agar tidak terjadi keresahan yang berkepanjangan,” katanya.
Sementara itu Kepala Perumda Tirtayasa Muhammad Iqbal saat dihubungi melalui pesan singkat belum merespon permintaan konfirmasi dari pantura24.com. (*)