Pantura24.com, Pekalongan – Festival durian di Kabupaten Pekalongan berakhir ricuh. Puluhan ribu pengunjung yang memadati alun-alun Kajen berdesakan saling berebut gunungan durian.
Ribuan pengunjung juga nekat menjebol pagar pembatas lalu masuk lokasi acara. Akibatnya puluhan wanita dan orang tua pingsan karena terdesak serta tejepit bahkan sejumlah anak menangis histeris karena terpisah dari orang tuanya.
Akibat ricuh tersebut 23 orang dilaporkan pingsan, 9 dilarikan ke rumah sakit dan banyak korban luka karena tertusuk duri durian belum teridentifikasi.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Pekalongan, Abdul Baqi menyebut festival durian ricuh disebabkan masyarakat belum siap sehingga ada yang menjadi korban.
“Kami memastikan akan bertanggungjawab terhadap para korban,” ujar Baqi usai festival, Minggu (14/1/2023).
Ia mengatakan korban luka akan segera diurus karena masyarakat sudah ada BPJS namun korban kehilangan barang berharga seperti dompet dan ponsel tidak ada penggantian lantaran tidak dijaminkan.
Pihaknya mengaku sudah menjalankan Standart Operasional Prosedure (SOP) dengan menggandeng polisi sebanyak 100 orang dan ada juga TNI yang dibantu juga oleh Satpol PP.
“Target kita itu 10 ribu pengunjung namun yang datang lebih banyak dari itu sehingga kejadian ini masuk force mayor yang tidak diduga sama sekali,” terangnya.
Ia pun berjanji akan melakukan evaluasi kegiatan serupa di tahun detpan agar tidak terulang kejadian yang sama. Dirinya menampik kalau insiden ricuh itu kecolongan atau tidak terantisipasi dengan baik.
“Kalau kecolongan ada yang hilang. Artinya yang hilang apa, tapi masyarakat kok kehilangan. Karena ini sudah terjadi berarti ke depan diusahakan tidak,” katanya menjelaskan.
Adapun festival durian yang diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Pekalongan di alun-alun Kajen menyediakan 2000 butir durian dalam bentuk gunungan. (*)