Pantura24.com, Denpasar – Kopdar Formasi Indonesia Moeda (FIM) yang berlangsung di Wistara Family Cafe, Denpasar dihadiri ratusan aktivis dari berbagai kampus dan organisasi mahasiswa di Provinsi Bali. Kopdar FIM itu mengusung agenda ‘Kawal Agenda Rakyat: Pilpres 2024 sekali putaran.
Koordinator Nasional FIM, Syifak Muhammad Yus menyebut agenda Kopdar di Bali menjadi langkah penting dari gerakan nasional generasi muda untuk Pilpres 2024 sekali putaran. Denpasar sendiri dikenal sebagai kota yang memiliki tradisi toleransi yang kerap jadi isu penting dari gagasan pilpres sekali putaran.
“Bali ini jadi titik penting dari gerakan sekali putaran di Pilpres 2024. Sebab, di Bali merupakan ikon Indonesia dalam merajut toleransi, persatuan dan kebhinekaan,” ujar Syifak seperti dikutip, Kamis (11/1/2024).
Syifak menilai Bali memiliki korelasi kuat terhadap perjuangan Pilpres 2024 sekali putaran. Untuk itu perlu ada persatuan yang dibingkai dalam kebhinekaan sehingga harus dijaga, dirawat dan dibina agar tidak ada celah para penunggang gelap demokrasi yang memanfaatkan momentum politik untuk memecah belah bangsa.
Menurut Syifak, Denpasar merupakan kota ke empat setelah Makassar, Yogyakarta serta Bandung yang sukses menggelar kopdar FIM dan aktivis maupun mahasiswa di Bali juga sangat antusias menyambut gagasan gerakan pilpres sekali putaran.
“Terima kasih kawan-kawan aktivis mahasiswa, FIM bisa diterima dengan baik. Ini menunjukkan bahwa Bali tetap menjadi episentrum, tetap menjadi titik koordinat kita dalam ber-Indonesia, terutama sisi budayanya,” katanya.
Pilpres 2024 sekali putaran, lanjut dia, juga memiliki arah tujuan jelas seperti menciptakan pemilu lebih damai, tidak terpolarisasi karena perbedaan pandangan politik serta menyudahi perselisihan antar pendukung agar nanti di 14 Februari 2024 ada presiden baru, tanpa menunggu Juni 2024.
Selain itu, dari sisi biaya Pilpres 2024 juga sangat membantu negara dalam menghemat anggaran politik sebesar 27 triliun dari penyelenggaraan pemilu dua kali putaran.
“Diketahui negara butuh Rp 27 triliun untuk biaya putaran dua, yakni 17 triliun operasional pilpres dan 10 triliun pengamanan. Bayangkan anggaran sebesar itu bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan rakyat seperti bansos dan subsidi kebutuhan pokok,” paparnya.
Syifak menjelaskan Pilpres 2024 sekali putaran bisa membantu pelaku usaha besar hingga UMKM memastikan lebih awal dalam menjalankan usahanya. Pelaku usaha juga tak lagi khawatir atau takut proses pilpres sangat lama, dengan sekali putaran para pendorong perekonomian bangsa itu bisa lebih dini merencanakan bisnis di awal pemerintah yang baru.
Ia mengaku tidak bisa membayangkan bila pilpres berjalan dua putaran, ada dua kandidat yang akan saling berhadapan. Keduanya memiliki basis masa besar yang dalam waktu tiga hingga empat bulan berpotensi polarisasi yang diperkirakan akan semakin tajam.
“Kalau ngulang lagi sampai sini, Maret, April, Mei dan Juni. Jadi empat bulan waktu yang cukup panjang untuk bisa timbul polarisasi, ini kekhawatiran kita. Kalau ada yang bilang ah itu kan belum tentu terjadi, betul ini memang kekhawatiran kita sebagai anak bangsa yang tidak mau bangsa ini terluka. Itu alasan yang kedua kenapa pilpres harus sekali putaran,” urainya.
Syifak mengaku khawatir akan ada muncul pihak yang dituduh kafir, China dan Kristen. Ayat dan mayat jadi alat jualan politik lagi, hal Itu tidak boleh dibiarkan. Kemudian untuk mewujudkan Pilpres 2024 sekali putaran, yaitu memilih capres dan cawapres yang didukung mayoritas masyarakat Indonesia seperti yang tercermin dari survei embaga yang terpercaya dan kredibel.
“Jika kita mencermati, pilihan rasional yang masuk akal yaitu pilihlah capres yang didukung mayoritas masyarakat. Siapa? yang jelas saat ini hasil surveinya tertinggi ada di Pranowo-Gibran. Silakan cek, sudah diangka 46 persen lebih, kita dukung 6 sampe 7 persen lagi agar tercapai sekali putaran,” bebernya.
Di tempat yang sama, Korda FIM Bali Halimatus Syakdiah mengatakan gerakan Pilpres 2024 sekali putaran bentuk aksi nyata anak muda Bali dalam menjaga kerukunan dan menyelamatkan bangsa dari perpecahan.
Bahkan, gerakan Pilpres 2024 sekali putaran adalah sebuah gagasan bagus untuk menampung ide dan gagasan anak muda ke depan.
“Ini agar kita mampu mengakomodir apa yang kemudian menjadi ide dan gagasan dari mahasiswa maupun pemuda Bali yang saat ini menjadi penentu bagi Pemilu 2024,” katanya menjelaskan.
Mahasiswi Teknik Arsitektur Universitas Udayana itu menyatakan, daripada digunakan untuk membiayai pilpres di putaran dua, lebih baik anggaran pemilu tersebut digunakan untuk mensejahterakan masyarakat. Oleh karena itu, alokasi biaya Pilpres putaran kedua lebih baik diarahkan untuk mengurangi angka stunting, sarana pendidikan, kesehatan dan lainnya.
“Jadi perlu diperhitungkan sebaik-baiknya. Saya rasa Pilpres sekali putaran itu efektif, tapi ketika itu dijadikan dua putaran maka tidak efektif, sebaiknya alokasikan untuk pendidikan, menekan angka stunting yang masih di atas 20 persen dan beberapa hal penting lainnya,” terang Halima.
Dikatakan Halima, gerakan sekali putaran di Pilpres 2024 ini perlu didukung oleh seluruh masyarakat, terutama generasi muda di indonesia. Ia menyerukan agar semua anak muda di Bali khususnya harus ikut terlibat dan aktif dalam menyukseskan Pilpres 2024 sekali putaran.
“Saya sangat sepakat untuk pilpres sekali putaran, karena kita sebagai pemuda maupun mahasiswa perlu terlibat aktif dalam Pemilu 2024 untuk menentukan terpilihnya pemimpin negara dan daerah kedepannya. Anak muda harus dilibatkan tidak hanya jadi objek politik tapi juga sebagai subjek politik,” cetusnya.
Ia menuturkan suara anak muda Indonesia di Pilpres 2024 menjadi penentu kemenangan. Selain itu, salah satu cara agar Pilpres 2024 ini berlangsung dalam sekali putaran maka anak muda harus cerdas dalam memilih agar hak suara mereka tidak sia-sia. Ia menyarankan untuk memilih pasangan Prabowo-Gibran.
“Kita kan kalau dari anak muda yang masuk dalam ruang pemilih rasional, maka dari sekian debat capres saya rasa memang kualitas dari capres 02 cukup mampu meyakinkan, baik pemuda maupun masyarakat seluruh Indonesia,” tukas Halima.
Halima mengutarakan bahwasannya masyarakat Indonesia tidak menyukai politik bar-bar atau politik kotor dengan merundung atau menjelekkan lawan. Hal itu bisa dilihat pada debat capres aja sudah ada perundungan bahkan menyerang secara personal kepada paslon lain, debat ketiga itu bukan hal yang baik untuk ditonton.
Ia menambahkan, dari tiga capres yang bertarung di Pilpres 2024 hanya capres 02 Prabowo-Gibran yang menjadi perwakilan anak muda, karena Gibran Rakabuming Raka adalah anak muda berkualitas dan sudah teruji mengakomodir keinginan kelompok milenial.
“Kalau kita tengok dari rentang usianya saja kan bisa dilihat, cawapres nomor 2 yang merupakan calon termuda yang bisa kita rasa sesama pemuda jadi bisa lebih bisa mengerti. apalagi dengan gagasan meningkatkan UMKM untuk pemuda, itu luar biasa dan perlu dimaksimalkan ke depannya,” tuturnya.
Diketahui, kopdar FIM di Denpasar diramaikan berbagai elemen organisasi dan aktivis mahasiswa dari Universitas Udayana, Universitas Tabanan, Universitas Bali Dwipa, Institute Sains Teknologi NU Bali, Universitas Teknologi Indonesia, Universitas Hindu Negeri, Universitas Ngurah Rai, Universitas Pendidikan Nasional, Politeknik Negeri Bali, Universitas Warmadewa, Sekolah Tinggi Agama Islam Denpasar, serta kampus lainnya yang sudah dikoordinasikan FIM. (*)