Premier Film Dokumenter Mencari Jejak Mbah Rifa’i Sedot Perhatian Publik Batang

Pj Bupati Batang, Wakil Ketua DPRD Batang, Ketua PP Rifa'yah dan sejumlah pejabat serta tokoh publik berkesempatan menonton pemutaran perdana film dokumenter Mencari Jejak Mbah Rifa'i di Kabupaten Batang, Rabu (26/12).

Pantura24.com, Batang – Film dokumenter berjudul Mencari Jejak Mbah Rifa’i di Kabupaten Batang mampu mencuri perhatian ratusan penonton usai diputar perdana di Aula Kantor Bupati setempat. Film berdurasi 1 jam 17 menit itu diproduksi oleh Pegiat Literasi Batang bercerita seorang perempuan muda bernama Istiqomah (18) yang sedang mencari jati dirinya sebagai warga Rifa’iyah.

“Yang pertama saya ucapkan terima kasih tak terhingga kepada seluruh tim yang sudah menginisiasi pembuatan film dokumenter terkait dengan jejak Mbah Ahmad Rifa’i yang ternyata beliau bukan asli Batang namun kiprahnya banyak di Batang, puluhan tahun berjuang di Batang,” ujar Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki usai pemutaran film, Rabu (27/11/2023).

Bacaan Lainnya

Ia mengatakan dengan adanya film dokumenter tersebut telah tersampaikan sejarah baru tentang pahlawan nasional sehngga pihaknya meminta agar ada edukasi ke masyarakat juga ke sekolah-sekolah sehingga mengetahui sejarah pahlawan nasional Batang yang bernama KH Ahmad Rifa’i.

Lani menyebut meski makamnya tidak berada di Kabupaten Batang, namun jejaknya terdokumentasi dengan baik dalam sebuah film maupun buku. Rencananya buku-buku akan disebarkan ke sekolah-sekolah dan filmnya ajan diputar juga di sekolah-sekolah agar menjadi bahan edukasi ke anak-anak.

“Ini akan kami sampaikan kepada guru yang diteruskan ke para siswa, nanti filmnya bisa diputar melalui banyak telemedia yang bisa ditonton para siswa di sekolah,” jelas Pj Bupati.

Sementara itu Ketua Pimpinan Pusat (PP) Rifa’iyah Dr KH Mukhlisin Muzarie juga mengucapkan hal yang sama. Pihaknya berterima kasih kepada Pegiat Literasi Batang yang telah membuat film dokumenter tentang KH Ahmad Rifa’i.

“Pertama saya sudah mempelajari, mengamati dan menonton film dikumenter ini dari pertama sampai akhir hingga mendapatkan kesan sangat mendalam bagi kami,” ungkap KH Mukhlisin Muzarie.

Ia menjelaskan bahwa KH Ahmad Rifa’i itu ulama yang berjuang di Batang, ditangkap juga di Batang dan diadili hingga akhirnya diasingkan ke Tondano, Minahasa Utara. Selanjutnya pemerintah Kabupaten Batang memberikan perhatian yang sangat besar, sehingga menghadirkan sebuah film dokumenter.

“Film ini memuat perjalanan hidup Syech Ahmad Rifa’i sebagai pahlawan nasional. Jadi semua yang dialami oleh KH Ahmad Rifa’i sampai memperoleh gelar pahlawan nasional yang telah diperjuangkan oleh murid-muridnya itu ternyata mendapatkan perhatian dari pemerintah Kabupaten Batang,” beber KH Mukhlisin Muzarie.

Dengan adanya film dan buku tentang KH Ahmad Rifa’i, lanjutnya, maka masyarakat akan lebih mengenal siapa pahlawan asal Batang tersebut. Termasuk jejaknya perjuangannya dan peninggalan-peninggalan berharga seperti kitab dan tradisi yang masih dipegang reguh oleh murid-muridnya dan keturunannya.

Menurutnya, KH Ahmad Rifa’i itu merupakan pahlawan yang tenggelam dalam sejarahnya dan belum banyak dikenal oleh masyarakat. Untuk itu melalui film dokumenter ini informasinya bisa meluas, InsyaAllah dan kami juga meminta kepada pemerintah Kabupaten Batang agar menyebarluaskan melalui berbagai platform digital.

“Sekarang Syech Ahmad Rifa’i bukan lagi milik waraga Rifa’iyah semata, atau milik warga Batang saja karena beliau itu pahlawan nasional sehingga milik Rakyat Indonesia sehingga Bangsa Indonesia juga perlu mengenal betul sosok KH Ahmad Rifa’i seperti yang ditampikan di film dokumenter tadi,” tutupnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *