Pantura24.com, Kota Pekalongan – Sebanyak 40 emak-emak menggeruduk Kantor Wali Kota Pekalongan. Kedatangan emak-emak yang merupakan pelanggan PAM itu hendak memprotes layanan buruk PDAM yang selama dua tahun terakhir merugikan mereka.
Didampingi LBH Adhyaksa, puluhan emak -emak warga kelurahan Panjang Wetan, Kandang Panjang, Panjang Baru dan Kelurahan Klego itu membentangkan spanduk berisi kecaman terhadap pemerintah Kota Pekalongan, Wakil Rakyat dan jajaran direksi PDAM.
Bentangan spanduk yang dicat semprot warna merah dan hitam bertuliskan ‘Air macet Bayarnya Mahal, Rakyat Kecewa’, lalu ‘Tak becus kerja, Copot Dirut PDAM’, kemudian’Kejaksaan dan Kepolisian, Usut tuntas PDAM’.
Sedangkan satu spanduk yang urung dibentangkan karena terlalu panjang, berbunyi ‘Pemkot, Wakil Rakyat Tak Punya Nyali dan Harga Diri, Sendiko Dawuh karo Dirut PDAM’.
Mutia warga Kelurahan Panjang Wetan mengaku kecewa dengan pelayanan PDAM yang selama dua tahun airnya kerap macet dan kotor. Belum lagi tagihannya mahal.
“Ya kurang ikhlas saja bayarnya. Masa air kotor, air macet suruh bayar gimana. Abonemennya gimana, masa suruh jalan terus,” ujarnya usai mediasi dengan pemerintah kota dan Dirut PDAM di Ruang Hokokai, Senin (18/12/2023).
Warga memastikan bila hasil mediasi tidak ditindaklanjuti akan kembali berdemo dengan jumlah yang lebih banyak. Pokoknya emak-emak akan terus bersemangat.
Warga pun menuntut agar air yang mengalir ke rumah bersih dan lancar sehingga tidak perlu mengangsu lagi. Warga mengaku tidak ingin seperti orde lama, masalah air diselesaikan dengan mengangsu.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekalongan sekaligus Dewan Pengawas PDAM Nur Priantomo mengatakan hasil audensi akan menjadi masukan bagi pemerintah untuk menindaklanjuti berbagai usulan pelanggan.
“Tadi beberapa sudah kami sampaikan dewan pengawas sudah melakukan evaluasi secara simultan. Tadi sudah ada testimoni dari warga airnya sudah mulai bagus,” kata Nur Priyantmo menjelaskan.
Ia menyebut beberapa usulan seperti perbaikan kualitas dan kuantitas air ada yang sudah ditindaklanjuti. Adapun keluhan dari masyarakat yang meminta kompensasi karena dua bulan ini airnya tidak mengalir kok disuruh bayar.
“Itu nanti akan diselesaikan oleh pihak manajemen,” tutupnya. (*)