Pantura24.com, Pekalongan – Setelah menunggu 10 jam, truk tronton yang terbalik di jalur Pantura Wiradesa, Pekalongan akhirnya berhasil dievakuasi. Proses evakuasi truk Hino nopol T 9713 TC melibatkan alat berat.
“Evakuasinya menunggu muatan dipindahkan dahulu baru setelah kosong badan truk diangkat dengan crane,” ujar Kasatlantas Polres Pekalongan, Iptu Joko Supriyanto di lokasi, Minggu (3/12/2023).
Ia menyebut muatan gula pasir yang harus dipindahkan ke truk pengganti seberat 35 ton atau sebanyak 700 karung. Proses pemindahan muatan cukup menyita waktu, akibatnya arus lalu lintas terjadi stag.
Untuk mengurai kemacetan pihaknya sudah menerjunkan anggota untuk mengatur arus lalu lintas sejak pukul 04.00 WIB. Kejadian truk terguling sekira pukul 02.00 WIB.
“Sudah langsung kita berlakukan contra flow mulai dari depan Pasar Wiradesa hingga ke lampu merah yang ada di sebelah timur,” katanya menjelaskan.
Joko menyebut truk bermuatan gula pasir dari Cilegon, Banten menuju ke Kota Surabaya merupakan kecelakaan tunggal. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Sementara itu pengemudi truk tronton, Rudi (29) mengaku tidak terluka serius, hanya ada luka lecet di kaki akibat terbanting di dalam kabin truk.
“Untung badan saya ketahan persneleng, kalau tidak kejepit di kabin,” terang Rudi yang mengaku mengemudi sendirian tanpa ditemani kernet.
Ia pun mengungkap setelah kejadian truk terbalik banyak warga yang berdatangan hendak menolongnya karena masih tertahan di dalam kabin.
“Mereka mau mecahin kaca depan untuk mengeluarkan saya, tapi saya bilang jangan mas, saya selamat dan keluar kabin sendiri,” jelasnya.
Dari hasil pantauan di lokasi, arus lalu lintas berangsur pulih setelah truk tronton yang terguling berhasil diangkat dan diderek keluar dari lokasi sekitar pukul 11.20 WB.
Diberitakan sebelumnya jalur Pantura kembali mengalami kemacetan, kali ini truk tronton bermuatan gula terbalik menutup satu ruas jalan di dekat Pasar Wiradesa, Pekalongan. Truk tronton dari arah Jakarta menuju Surabaya itu terbalik karena menghindari aksi balap liar. (*)
