Program Makan Siang Gratis Serta Perbaikan Gizi Anak dan Ibu Hamil Disiapkan Prabowo – Gibran Hadapi Indonesia Emas 2045

Program makan siang gratis di sekolah dan pesantren serta perbaikan gizi anak dan ibu hamil yang disosialisasikan Prabowo -Gibran dipuji para pengamat lantaran bisa menjadi solusi menghadapi Indonesia Emas, Jum'at (1/12/2023).

Pantura24.com, Jakarta – Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI) Salamudin Daeng memuji program makan siang gratis di sekolah dan pesantren serta perbaikan gizi anak dan ibu hamil yang sosialisasikan oleh pasangan nomer urut dua Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.

Menurutnya, program makan siang gratis tersebut mencakup tiga dimensi besar, yakni urusan kemanusiaan, keberpihakan kepada rakyat kecil dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang diklaim akan lebih unggul dalam menghadapi bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.

Bacaan Lainnya

“Program ini mengarah urusan kemanusiaan dan hal itu merupakan respon terhadap ekonomi pasca Covid-19, dimensi kerakyatan atau keberpihakan karena tingkat kerentanan kelompok miskin cukup tinggi dan ada tujuan meningkatkan SDM,” ujar Salamudin Daeng kepada wartawan, Jum’at (1/12/2023).

Ia megatakan program dari Prabowo-Gibran tersebut membangun kesadaran publik bahwa betapa pentingnya masalah gizi bagi ibu hamil dan anak sekolah.

Oleh karena itu pemerintah bisa memulainya dengan program yang tentunya bagus untuk membangun budaya atau kebiasaan baru dalam meningkatkan gizi ibu hamil dan anak sekolah.

“Masalahnya kekurangan gizi tidak hanya dihadapi oleh Indonesia, akan tetapi juga oleh banyak negara di dunia dengan banyak sebab, baik itu alam, kultur maupun sebab struktural,” paparnya.

Salamudin menjelaskan pandemi Covid-19 telah meningkatkan gizi buruk secara global. Hal itu berarti terdapat peningkatan risiko terjadinya wasting (gizi kurang dan gizi buruk), suatu kondisi yang ditandai dengan rendahnya berat badan dibandingkan tinggi badan.

“Kondisi demikian disebabkan karena banyak keluarga yang kehilangan pendapatan rumah tangga, kurang mampu membeli makanan sehat dan bergizi untuk anak-anak mereka,” jelas Salamudin.

Ia melanjutkan bahwa pada saat yang sama, terdapat banyak bukti anak-anak yang kurus lebih mungkin mengalami kondisi stunting, atau memiliki tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan usia mereka. Hal itu berakibat terjadinya keterlambatan perkembangan pada jangka panjang.

Demikian juga dengan perbaikan gizi ibu hamil, merupakan agenda mendesak dalam tahun-tahun ke depan untuk menahan laju peningkatan tingkat kekurangan gizi. Hal itu akan menjadi pekerjaan rumah pemerintah yang akan datang.

Sebagaimana diketahui, Prabowo dalam paparannya pada dialog terbuka dengan Muhammadiyah beberapa waktu lalu, mengatakan anak sekolah dan pesantren akan mendapatkan makan siang gratis.

Sasarannya mulai dari usia dini Pra-SD sebanyak 30 juta anak, jenjang pendidikan SD sebanyak 24 juta anak, jenjang pendidikan SMP sebanyak 9,8 juta siswa, dan jenjang SMK atau SMA sederajat sebanyak 10,2 juta siswa.

Sedangkan untuk pelajar atau santri di pondok pesantren sasarannya sebanyak 4,3 juta anak. Lalu untuk ibu hamil sasarannya sebanyak 4,4 juta orang di seluruh Indonesia.

“jadi Ini adalah program besar. Karena menyangkut lebih dari 80 juta anak yang akan mendapat makan siang gratis,” ungkap Salamudin

Lebih jauh Salamudin mengatakan, misi utama dari program Prabowo – Gibran ini adalah membangun kesadaran baru bahwa betapa penting anak-anak sekolah dan ibu hamil mendapatkan gizi yang optimal, karena itu menyangkut masa depan generasi penerus bangsa.

“Program ini tidak semata-mata diterjemahkan dengan memberikan makanan. Tapi bisa juga dengan memberikan bahan makanan bernutrisi seperti ayam dan telur. Mengapa ayam dan telur? Karena dua jenis pangan ini sangat melimpah di Indonesia. Negara ini mengalami surplus ayam dan surplus telur,” urainya.

Selain itu, program ini juga bisa meningkatkan atau memajukan UMKM secara merata, karena keberadaan sekolah yang tersebar luas di seluruh Indonesia.

“Di wilayah-wilayah pedesaan diharapkan akan tumbuh usaha kecil menengah menghasilkan bahan pangan seperti sayur-mayur, dan buah-buahan untuk makanan anak sekolah. Bahan makanan yang dihasilkan oleh usaha rakyat ini juga nantinya dibagikan kepada ibu hamil,” katanya menjelaskan.

Salamudin pun memastikan program makan siang gratis dan peningkatan gizi ibu hamil ini mampu meningkatkan sumber daya manusia sekaligus menjadi kekuatan penggerak ekonomi nasional.

“Mengingat kebutuhan bahan makanan bagi anak sekolah bersifat captive, dan pasti maka usaha-usaha untuk memproduksinya akan meningkat. Selama ini keengganan memproduksi sayur, buah buahan, dan lain-lain di pedesaan dikarenakan sulitnya memasarkan hasil produksi,” tutupnya (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *