Pantura24.com, Jakarta – Lembaga Survai Indikator Politik Indonesia menyebut elektabilitas pasangan capres dan Cawapres Ganjar Pranowo – Mahfud MD makin jeblok setelah Gibran Rakabuming dipasangkan sebagai cawapres dari Prabowo Subianto.
Survai terbaru dari Indikator Politik Indonesia pada periode 27 Oktober hingga 1 November 2023 memperlihatkan adanya tren penurunan elektabiltas pasangan Ganjar – Magfud. Di saat yang sama elektabilitas pasangan Prabowo – Gibran melejit memperlebar jarak dengan kedua pasangan calon lainnya.
Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai peningkatan elektabilitas Prabowo – Gibran berkolerasi dengan migrasi pemilih Jokowi yang mengalihkan dukungan dari Ganjar Pranowo ke Prabowo Subianto.
“Sebelum berpasangan dengan Prabowo, pemilih Jokowi di 2019 mengaku akan memilih Prabowo di 2024. Lalu survai secara berlahan terjadi kenaikan,” ungkap Bawono dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (14/11/2023).
Ia menguraikan hasil survai pada 2-10 Oktober 2023 atau sebelum Gibran dipasangkan dengan Prabowo menyebutkan dukungan para pemilih Jokowi ke Prabowo masih 29,6 persen, lalu setalah itu atau tepatnya setelah Gibran berpasangan dengan Prabowo hasil survai yang dilakukan pada 27 Oktober – 1 November 2023 meningkat menjadi 34,9 persen.
Akan tetapi sebaliknya terjadi pada elektabilitas Ganjar Pranowo yang mengalami penurunan tajam. Pada survai 2-10 Oktober 2023, elektabilitas Ganjar masih sebesar 51,11 persen lalu menurun menjadi 44,4 persen pada survai 27 Oktober – 1 November 2023.
“Jadi faktor dukungan dari basis pemilih Jokowi mampu menggerus elektabilitas Ganjar Pranowo sehingga memperlebar jarak sekaligus membuat suara kader PDIP itu jeblok dan itu merugikan Ganjar,” urainya.
Sebelumnya Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan dalam simulasi pemilihan tiga nama calon presiden tanpa figur calon wakil presiden.
“Dalam simulasi tersebut, Prabowo unggul signifikan dibandingkan Ganjar dan Anies,” jelas Burhanuddin dalam konferensi pers daring di Kanal YouTube Indikator Politik.
Adapun selisih elektabilitas Prabowo dengan Ganjar terpaut cukup jauh yaitu 12,8 persen. Sementara selisih antara Prabowo dengan Anies 16,9 persen.
Burhanuddin menyoroti ada tren peningkatan elektabilitas yang cukup signifikan dari Prabowo. Pada awal Oktober 2023 elektabilitas Ketua Umum Gerindra itu berada di angka 37 persen, kemudian hasil survei terbaru pada awal November 2023 keterpilihannya naik menjadi 40,6 persen.
Sebaliknya Mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengalami penurunan elektabilitas yang cukup signifikan dari 34,8 persen menjadi 27,8 persen dalam periode sama.
“Hal sedikit berbeda terjadi pada elektabilitas Anies Baswedan yang mengalami kenaikan meskipun tidak terlalu siginfikan dari semula 22,3 persen pada awal Oktober 2023 menjadi 23,7 persen di awal November 2023,” papar Burhanuddin.
Burhanuddin mengatakan, elektabilitas dari Prabowo dan Anies sama – sama menguat sekitar 2 persen hingga 3 persen. Berbeda dengan Ganjar yang nampak terpuruk hingga 8 persen.
“Akumulasi peningkatan dukungan terhadap Prabowo dan Anies tampak menjadi tanggungan Ganjar,” tandas Burhanuddin. (*)