Pantura24.com, Batang – Dinas Kesehatan Kabupaten Batang berkolaborasi dengan puluhan organisasi perofesi mengadakan pelayanan kesahatan gratis. Layanan itu dilakukan dalam acara Car Free Day yang berlangsung di Alun-alun Batang.
“Alhamdulillah ada 16 organisasi profesi berkolaborasi memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat secara bersama,” ujar Sekretaris Dinas Kesehatan dr Ida Susilaksmi, Minggu (5/11/2023).
Menurut dia pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat merupakan bagian dari persiapan peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) dan juga dalam rangka pengabdian kepada masyarakat.
Ida mengatakan pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan kewenangan organisasi profesi masing-masing dia antaranya ada cek kesehatan sederhana hingga pemeriksaan laboratorium.
Adapun organisasi yang berkontribusi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Indonesia (PPNI), Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).
Kemudian ada Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI), Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (Pormiki) dan Perhimpunan Radiografer Indonesia (PARI)
Lalu ada juga Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (Patelki), Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia (PTGMI), Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) serta Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI).
“Kegiatan Germas On Car Free Day ini paramedis juga memberikan pelayanan cek gula darah, asam urat dan kelesterol, konsultasi obat, konsultasi dokter dan juga ada screening gangguan keseimbangan, seperti vertigo,” ungkap Ida.
Ida menyebut antusiasme masyarakat sangat tinggi hingga peralatan kesehatan yang disediakan seperti 100 alat cek kolesterol, asam urat dan 200 alat cek gula darah ludes dalam dua jam.
Ia mengatakan untuk efisiensi waktu pelayan tidak perlu harus runut, atau tidak harus dari laborat dulu namun yang kosong bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Hasilnya dari skrining penyakit tidak menular banyak ditemuka keluhan kolestrol tinggi, gula darah tinggi, asam urat dan hipertensi.
“Jadi ada kecenderungnya penyakit tidak menular memang meningkat. Maka skrining kesehatan menjadi upaya edukasi. Pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan awal diharapkan mencegahan sedini mungkin orang – orang beresiko terhadap penyakit tidak menular,” paparnya. (*)