Pantura24.com, Pemalang – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tegal terus menggenjot operasi pasar murah. Pasar murah yang digelar di Desa Loning, Petarukan, Pemalang tersebut untuk menguatkan Program Gerakan Pengendalian Inflasi Pangan (GPIP).
“Tadi disediakan 400 paket sembako yang berisi 5 kilo beras, gula pasir 1 kilo dan 1 liter minyak goreng,” ujar Kepala Perwakilan BI Tegal, Mawardi, Kamis (12/10/2023).
Meski pemerintah terus membanjiri pasar dengan sembako murah namun masyarakat tetap diminta untuk bijak berbelanja di tengah kondisi beras melambung.
Menurut Mawardi stok komoditas penting seperti beras, gula dan minyak goreng saat ini kondisinya masih mencukupi kebutuhan masyarakat. Untuk itu salah satu tugas BI adalah menjaga kestabilan harga pangan dan mengendalikan inflasi.
“Inflasi adalah musuh yang tak terlihat, naik turunnya harga yang tidak stabil membuat orang miskin tambah miskin dan kita semua menginginkan harga beras maupun komoditas lainnya yang stabil,” katanya.
Adapun operasi pasar yang sudah berlangsung di 65 lokasi turut membantu mengendalikan inflasi, meski secara month to month (mtm) masih terjadi kenaikan 0,41 persen bulan sebelumnya sebesar 0.06% mtm.
Realisasi tersebut berada di atas inflasi Nasional yang tercatat inflasi sebesar 0,19 persen mtm atau sama dengan inflasi Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,41 persen mtm.
“Secara keseluruhan tahun 2023 inflasi IHK (Indek Harga Konsumen) di Kota Tegal dan sekitarnya diperkirakan tetap akan terjaga pada sasaran inflasi yaitu 3,0 ±1 persen,” papar Mawardi.
Sementara itu Bupati Pemalang Mansur Hidayat menyebut harga jual beras operasi pasar lebih murah dbanding harga pasaran pada umumnya, Yakni Rp 10,800.
“HET ( Harga Eceran Tertinggi) saat ini Rp 14 ribuan. Jadi ini membantu masyarakat menjaga daya beli,” tutupnya. (*)
