Pantura24.com, Kota Pekalongan – Ketidakjelasan penanganan kasus temuan kamera berikut vidio di toilet mahasiswi Fakultas Hukum Univesitas Pekalongan (Unikal) membuat aliansi mahasiswa setempat menggelar aksi tolak kekerasan seksual kampus.
Aksi yang diikuti seratusan mahasiswa dari BEM universitas BEM Fakultas dan UKM tersebut menuntut penyelesaian kasus tersebut kepada pihak rektorat.
“Sejak kamera ditemukan pada 18 Juli 2023, belum ada kejelasan dari pihak kampus,” ungkap Koordinator Aksi Gumilang Ramadhan, Senin (2/10/2023).
Ia menjelaskan temuan kamera tersebut terungkap ketika seorang mahasiswi hendak membuang sampah yang terletak di dalam toilet wanita.
Diperkirakan kamera juga tersambung Wi Fi dan itu menjadi terbukti bahwa di gedung A, ada kamera yang merekam aktivitas di kamar mandi mahasiswi. Itu bentuk pornografi.
“Meski sudah ditangani Satgas PPKS (Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual) namun kenyataannya belum ada perkembangan apapun,”. katanya.
Pihaknya menuntut rektorat turun langsung atas peristiwa yang terjadi di Gedung A. Harus ada evaluasi kinerja PPKS Unikal. Kemudian rektorat harus menggelar konferensi pers yang terbuka untuk umum.
Sementara salah satu korban vidio toilet gedung A Fakultas Hukum Unikal, S mengaku trauma dan takut masuk toilet. Selain itu dirinya khawatir pelaku masih berkeliaran karena pihak kampus belum mengungkap identitas.
“Saya kecewa dan dirugikan sekali dengan kinerja Satgas PPKS. Mereka itu sudah pegang bukti lalu dikembalikan ke pelaku yang pada akhirnya dihapus,” geramnya.
Satgas PPKS itu sudah tahu semua isi vidio toilet itu. Lalu kenapa diam saja, kenapa tidak ada tindakan tegas. Sangat disayankan Ketua Satgas PPKS merupakan Wakil Dekan III Fakultas Hukum.
“Saya mendengar jumlah rekaman yang berhasil dipulihkan dari hardisk mencapai ratusan klip,” ujarnya.
Ia menanyakan apakah harus menunggu viral baru ada tindakan. Dirinya meminta kasus vidio toilet tidak hanya berhenti di admisnistrasi, melainkan harus berlanjut ke ranah hukum.
“Beliau sudah tahu korban korbannya itu mahasiswanya sendiri. Lalu apakah ada jaminan vidio itu belum tersebar atau dijual. Sebab yang ditakutkan itu ada salinanannya,” tutupnya. (*)