Pantura24.com, Tegal – Wilayah eks Karesidenan Pekalongan mengalami angka penurunan inflasi sebesar 0,06 persen month to month (mtm). Sebelumnya inflasi tercatat 0,08 mtm.
“Realisasi itu berada di atas inflasi Nasional yang tercatat deflasi sebesar -0,02 persen mtm dan Provinsi Jawa Tengah yang 0,03 persen mtm,” ungkap Kepala KPw Bank Indonesia Tegal, Mawardi, Rabu (27/9/2023).
Ia menyebut secara tahunan inflasi Indek Harga Konsumen di Kota Tegal pada Agustus 2023 sebesar 3,76 persen year on year (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,03 persen yoy.
Realisasi inflasi tersebut masih berada di atas rata-rata inflasi Nasional yang tercatat sebesar 3,27 persen yoy dan lebih tinggi dibanding Provinsi Jawa Tengah yang inflasinya 3,29 persen yoy.
Mawardi menjelaskan faktor pendorong laju inflasi tertinggi bersumber dari Kelompok Pendidikan sebesar 1,45 persen mtm. Sedangkan kelompok penahan laju inflasi berasal dari beberapa Kelompok lainnya.
Adapun kelompok yang dimasksud adalah Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan -0,15 persen mtm. Kemudian ada Kelompok Perawatan, Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar -0,07 persen mtm.
Selanjutnya ada Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar -0,03 persen mtm. Lalu Komoditas Penyumbang Andil Inflasi mtm seperti Beras 0,1216 persen, Akademi atau Perguruan Tinggi 0,0572 persen.
Kemudian ada lagi Komoditas Cabai Merah sebesar 0,0492 persen, Cabai Rawit 0,0115 persen dan Kopi Bubuk sebesar 0,0111 persen.
Sedangkan Komoditas Penyumbang Andil Deflasi mtm di antaranya Telur Ayam Ras -0,0785 persen, Daging Ayam Ras -0,0680 persen, Bawang Merah -0,0397 persen dan mentimun 0,0153 persen serta Jeruk -0,0101 persen.
“Untuk mengejar target laju inflasi tahunan sebesar 3+1 dilakukan Intervensi pengendalian laju inflasi sepanjang September – Desember 2023,” ujarnya.
