Pantura24.com, Kota Pekalongan – Ketua Badan Kehormatan (BK) sekaligus anggota Komisi B DPRD Kota Pekalongan, Ismet Inonu mengungkap pernah menjadi korban tagihan tidak wajar dari PDAM.
“Saya mengalaminya sendiri. Istri saya kaget tagihan air melonjak 400 persen, padahal pemakaian normal seperti biasanya,” ungkap politisi senior PDIP saat rapat kerja di ruang Komisi B, Sabtu (9/9/2023).
Ia menyebut tagihan air yang diprotes istri itu sebelumnya juga naik namun masih di kisaran 30-60 persen dan hal serupa juga dialami oleh tetangganya yang kaget tagihan airnya melonjak.
“Jadi Jangan dianggap saya ini anggota DPRD meributkan hal seperti itu. Istri dewan juga sama dengan emak-emak lainnya yang akan beraksi bila mengalami lonjakan harga,” katanya.
Pihaknya pun menanyakan bagaimana sistem penghitungan meteran hingga tagihan yang muncul melonjak berkali-lipat. Istri mengatakan tidak ada petugas datang ke rumah tapi tiba-tiba saja tagihan naik tidak kira-kira.
Dirinya menegaskan bahwa adanya masalah tersebut tidak hanya masyarakat saja yang mengalami tapi anggota dewan pun sama. Artinya menunjukan bahwa tidak hal yang istimewa.
“Saya hanya mau meluruskan pandangan kalau anggota dewan itu tidak ada yang diistimewakan dalam hal ini,” jelasnya.
Ismet juga mengaku memiliki pengalaman tidak enak lainnya dengan PDAM seperti salah satu rumahnya juga pernah diputus aliran airnya karena berbulan-bulan tidak dibayar tagihannya.
“Rumah saya itu dikontrak orang, rupanya meteran diputus itu karena tagihan air PDAM tidak dibayar, ya sudah itu biar diputus saja,” tukasnya.
Sementara itu Dirut PDAM Muhammad Iqbal mengaku tidak hafal dan tidak mengetahui satu-persatu permasalahan yang ada namun yang jelas pihaknya akan menindaklanjuti hal tersebut.
“Ini menjadi atensi kami, apa kami anggap sebagai apa namanya general apa pengecekan itu harus rutin dan sebagainya nanti kita tindaklanjuti itu pak,” ujar Iqbal gugup.