Pantura24.com, Batang – Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) dituding menjadi salah satu penyebab ratusan Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Batang kekurangan murid. Ironisnya hal itu banyak dialami oleh SD Negeri.
Dari data Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Batang terdapat 452 SD dan 254 di antaranya kekurangan murid.
“Kita tidak ada istilah kekurangan ya, mungkin di bawah rombel (rombongan belajar) yang diterima,” ujar Plt Kepala Disdikbud Bambang Suryantoro Sudibyo, Kamis (20/7/2023).
Ia menyebut seharusnya rombel tiap kelas itu 30 anak. Sepengetahuan dirinya yang sedang terjadi di sekolah dasar di Batang itu ada yang rombelnya enam, lima, dua bahkan ada yang satu.
“Tahun ini kita ada kekurangan di dua SD. Bukan kekurangan ya tapi tidak memenuhi target. SD Kranggan 01 yang Tersono, kemudian SD Sijono,” katanya.
Bambang mengungkapkan dua SD yang dimaksud adalan SD Negeri Kranggan 01 tahun ajaran baru ini tidak ada murid yang mendaftar atau kosong dan SD Negeri Sijono hanya ada tiga murid yang diterima.
Menurut Bambang ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi sekolah tidak mendapatkan murid atau tidak memenuhi target rombel, salah satunya keberhasilan program KB.
“Dengan keberhasilan KB ini anak-anak kita yang usia sekolah semakin lama semakin sedikit. Dan kebanyakan mereka kan yang usianya sudah punya anak masih di bawah usia sekolah sehingga belum untuk bisa masuk sekolah,” paparnya.
Kemudian ada lagi faktor lokasi, contohnya SD Sijono itu berada di tengah kota tapi jauh dari pemukiman, terpisah dari desa. Sehingga orang tua pasti menyekolahkan anak yang terdekat dengan rumah.
Meski demikian lanjut Bambang, kegiatan belajar mengajar harus tetap dilakukan. Jangan sampai murid di bawah rombel tidak diajarkan pelajaran. Kasihan, itu kewajiban guru.
Untuk itu pihaknya berencana menggabungkan dua sekolah untuk mencegah kekurangan murid pada ajaran baru tahun depan dan penggabungan serupa sudah pernah dilakukan di 2017 sampai 2021.
“Di 2017 kita sudah menggabung SD Negeri Jrakah Payung 1 dan 2, Menjadi SD Jrakah Payung. Kemudian SD Kambangan 1 dan 3 Blado menjadi SD Kambangan 1. Kemudian SD Negeri Sidorejo 1 dan 2, menjadi SD Negeri Sidorejo,” ungkapnya.
Adapun pada tahun ini ada persiapan penggabungan SD Negeri Proyonanggan 2 dan 6, serta SD Kranggan 1 dan 2 Tersono. Upaya lain untuk mengatasi kekurangan murid juga akan dilakukan seperti meningkatkan mutu dari sekolah tersebut.
Pihalnya meyakini anak-anak sekarang yang usianya belum masuk sekolah pada tahun ke enam misalanya, pasti membutuhkan sekolah dasar sehingga mutu harus dipertahankan.
Lalu ada lagi sekolah terlalu jauh akan diupayakan bekerjaama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk bisa mendekatkan ke lokasi masyarakat tinggal. Jadi orang tua menyekolahkan anak itu tenang.